tirto.id - Sinetron asal India, Yeh Teri Galiyan tayang di stasiun televisi ANTV hari ini, Selasa (28/4/2020) pukul 15.00 WIB. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Dalam cerita sebelumnya, Asmita dan Ridoy melangsungkan prosesi pernikahan. Hal itu dilakukan oleh Asmita untuk menyakiti hati Shantanu. Dia beranggapan, Shantanu adalah penyebab kematian Chanda, orang yang selalu melindungi Asmita.
Walaupun memutuskan untuk menikahi Ridoy, Asmita masih saja memikirkan Shantanu. Di sisi lain, Shantanu yang berusaha menggagalkan pernikahan berakhir sia-sia. Dia justru bertengkar semakin hebat dengan Asmita.
Dalam cerita hari ini, Shantanu sudah mulai tenang. Sepertinya dia sudah menyusun rencana untuk merebut Asmita, tidak lagi secara terburu-buru.
Dalam acara resepsi pernikahan Asmita dan Ridoy, Shantanu pura-pura mabuk, kemudian meminta perhatian para tamu dan semua orang yang ada di sana.
Shantanu bercerita, dia adalah sahabat Asmita sejak dulu. Dia juga menunjukan beberapa foto masa lalu dengan proyektor. Ridoy sangat marah dengan hal itu. Bahkan, kakek Shantanu marah dan menamparnya.
Setelah resepsi, ada waktu sehari saat pengantin tidak boleh bertemu. Ridoy sebenarnya ingin melanggar peraturan adat dan menghabiskan malam bersama Asmita. Namun, Ibu Ridoy menghalanginya. Tidak hanya itu, di dalam hatinya, Ibu Ridoy masih tidak rela anaknya menikah dengan Asmita.
Shantanu masih belum rela akan pernikahan Asmita dan Ridoy. Ketika tiba malam hari Asmita sendirian, Shantanu masuk ke kamar Asmita. Mereka sempat berdebat dan Shantanu memaksa memeluk Asmita.
Setelah itu Asmita mendorong Shantanu dan melepas selendangnya. Asmita mempersilakan Shantanu apabila ingin mengotori kesucian tubuhnya.
Namun, Shantanu justru marah dan menampar Asmita. Shantanu melarang Asmita mengatakan hal itu lagi. Shantanu hanya ingin menjaga Asmita dari Ridoy. Dia masih mencintai dan memperjuangkan cinta Asmita.
Sejak kejadian itu, Asmita mulai berpikir akan kehidupannya saat ini. Ada raut wajah yang menandakan perubahan pendiriannya. Sementara Shantanu tetap akan berjuang.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Fitra Firdaus
