tirto.id - Sinetron asal India, Meri Durga episode 118 tayang di stasiun televisi ANTV pada Sabtu (25/7/2020) pukul 12.30 WIB. Sinetron ini tayang dari hari Senin-Minggu pada jam yang sama. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Meri Durga berada dalam arahan sutradara Ravindra Gautam serta penulis naskah Lakshmi Jaikumar, Pankhuri Jain, dan Raghuvir Shekhawat.
Para pemain yang bergabung di antaranya Vicky Ahuja, Srishti Jain, Paras Kalnawat, Raj Sharnagat, Akshay Choudhary, Urfi, dan Advait. Serial ini berjumlah 385 episode.
Sinopsis Meri Durga Episode 117
Pada cerita sebelumnya, Durga telah memulai latihan larinya bersama Gayatri. Mereka berlatih setiap hari mulai pukul lima pagi.
Awalnya Durga senang bisa berlatih dengan legenda lari, tapi semakin berjalannya waktu, dia mendapat banyak tekanan.
Gayatri melatih Durga dengan keras dan sulit. Gayatri ingin membuat Durga tidak betah dan pergi dari latihannya.
Dalam hal makan, Gayatri juga meminta Durga hanya makan salad dan minum air putih. Dia tidak boleh mengkonsumsi hal lain. Durga tidak akan menyerah akan hal itu. Dia akan terus berjuang dan memenangkan hati Gayatri.
Hari itu Durga ulang tahun. Semua orang mengucapkan selamat ulang tahun, termasuk Prince. Dia juga membuatkan pesta untuk Durga dan mengundang Yashpal serta Annapurna, orangtua Durga.
Prince telah membuat rencana. Dia ingin membuat Durga mabuk dan bertingkah konyol saat pesta. Hal itu akan membuat Durga dan orangtuanya malu. Ini merupakan pembalasan yang Prince lakukan untuk orangtuanya.
Rencana Prince berjalan lancar. Dia memaksa Durga memakan cabai. Setelah merasa kepedasan, Durga terpaksa minum alkohol yang saat itu tersedia di kamar.
Durga mabuk. Dia menuju ruang pesta dan meracau sejadinya. Semua orang merasa terganggu dengan ulah Durga. Hari itu menjadi hari yang cukup memalukan untuk Durga.
Esok harinya, ayah Arti memanggil Prince. Ayah Arti menawarkan Prince untuk memegang proyek pembangunan sungai oleh pemerintah. Dia meminta Prince untuk membebaskan lahan di daerah Balwara.
Penunjukan Prince lantaran keluarga mertuanya, keluarga Yashpal, berada di Balwara. Keluarga Prince juga memiliki hutang pada keluarga Arti. Dari beberapa pertimbangan itu, Prince tidak bisa menolak.
Awalnya pembangunan sungai akan melewati persawahan. Namun Prince membuat jalur lain yang lebih pendek, namun harus melewati beberapa rumah.
Prince ingin membuat rumah keluarga Durga tergusur. Ayah Arti setuju. Prince datang menuju rumah Yashpal dan memprovokasi mereka tentang penggusuran.
Sinopsis Meri Durga Episode 118
Pada cerita kali ini, beberapa petugas proyek datang menuju rumah Yashpal. Mereka hendak membongkar rumah Yashpal. Tentu saja terjadi pertikaian. Rana memberi usul pada Yashpal untuk meminta bantuan pada kepala desa.
Sayangnya semua hal itu sia-sia. Kepala desa tidak bisa berbuat banyak lantaran proyek itu milik pemerintah yang lebih tinggi. Mereka harus mencari cara lain.
Durga datang ke rumah dan memberi solusi. Mereka kemudian membawa semua barang dan pindah menuju rumah Gayatri. Kedatangan semua keluarga Yashpal menuju rumah Gayatri tentu membuat semua orang kaget.
Kedatangan mereka membuat keadaan menjadi riuh. Awalnya Gayatri dan suaminya hendak mengusir keluarga Yashpal. Namun Prince menghalanginya. Dia ingin mengikuti permainan ini.
Keberadaan keluarga Yashpal dan Gayatri dalam satu rumah membuat pertikaian menjadi lebih sering. Mereka masih tidak bisa akur bahkan terus saja saling hina.
Pindahnya keluarga Yashpal merupakan cara untuk menyelamatkan rumah di Balwara dari penggusuran.
Terlepas dari masalah rumah, Durga masih melanjutkan latihannya dengan Gayatri. Latihan semakin tidak masuk akal. Bukannya menjadi lebih siap berlomba, badan Durga justru seringkali sakit.
Pindahnya Yashpal juga membuat dia tahu apabila Gayatri pergi setiap pagi. Dia ingin mencari tahu ke mana Gayatri pergi.
Apabila Yashpal tahu apabila Gayatri melatih Durga, maka hal ini akan menjadi masalah baru. Selama ini Durga tidak memberi tahu ayahnya apabila dia berlatih bersama Gayatri.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
