tirto.id - Drama India Kasam Teri Pyaar Ki episode 19 tayang di ANTV pada Minggu (27/10/2019) pukul 13.30 WIB. Sinopsis episode ini mengisahkan tentang Rishi dan Manpreet berhasil menemui pendeta yang menikahkan Pawan dan Saloni. Selain itu, Pawan menabrak Rishi usai Rishi melangsungkan doa di tempat pemujaan.
Pawan menggeledah seluruh kamar Rishi, ia curiga Rishi mengetahui hubungannya dengan Saloni. Pawan membuka seluruh laci, meja, dan lemari, tetapi ia tak menemukan apa pun.
Pawan mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Pawan membuka laci lemari kembali dan menemukan sebuah tiket pemberangkatan ke Amritsar. Pawan masih bertanya-tanya mengapa Rishi pergi ke Amritsar.
"Amritsar? Tempat aku dan Saloni menikah!" ujar Pawan.
Beberapa hari lalu Rishi telah memperingatkan akan membongkar semua tentangnya.
"Rishi datang ke rumahku?" ujar Pawan, masih penasaran.
Risi dan Manpreet mencari tumpangan. Mereka berkali-kali mencoba meminta bantuan, tetapi tak ada satu pun angkutan yang berhenti. Salah satu mobil menghampiri kakak beradik itu. Dengan ragu mereka ikut mobil tersebut.
"Kami akan ke tempat pemujaan," ujar Rishi pada sopir mobil yang kebetulan bertemu dengannya beberapa waktu lalu.
Di rumah, Tanvi menyiapkan makanan untuk keluarga Paman Raj. Pawan yang baru saja keluar dari kamar mohon izin untuk makan malam di luar, tetapi nenek melarang. Akhirnya Pawan duduk di sebelah Saloni. Pawan berbicara pelan pada Saloni.
"Rishi pergi ke Amritsar untuk mencari tahu tentang kita," ujar Pawan.
Saloni tersedak. Tanvi yang ada di depannya langsung melihat Saloni yang duduk bersebelahan dengan calon suaminya.
Beberapa saat kemudian, Paman Raj meminta Tanvi untuk merapikan kamar Rishi. Tanvi terkejut saat kamar Rishi berantakan.
"Aku yakin Pawan masuk ke kamar ini untuk mencari seuatu," ujar Tanvi.
Tanvi segera menelepon Rishi. Tanvi menjelaskan, kamar Rishi berantakan dengan pintu yang tak terkunci.
"Sepertinya Pawan masuk ke kamarmu," ujar Tanvi.
Rishi terkejut dan tampak tak percaya. Tanvi menjelaskan, Pawan sepertinya akan pulang ke Amritsar. Rishi meminta agar Tanvi tetap tenang.
Beberapa saat kemudian, Rishi dan Manpreet sampai di lokasi tujuan. Mereka segera masuk dan bertanya pada pendeta apakah benar Pawan dan Saloni menikah. Pendeta tersebut tak mau menanggapi kakak beradik itu.
Rishi terus memohon pada pendeta agar ia bercerita. Rishi juga menunjukkan foto pertunangan Pawan dan Tanvi yang ada di HP-nya.
"Pawan dan Saloni menikah," ujar pendeta tersebut.
Namun, pendeta tak bercerita banyak pada Rishi dan Manpreet.
Saat memasak, Tanvi bengong. Ia mengingat kembali saat Rishi menyampaikan rasa cinta padanya. Saat Rishi meyakinkan Tanvi, ada sesuatu yang disembunyikan Pawan dan Saloni darinya. Seseorang memegang pundak Tanvi dari belakang, ia terkejut.
"Kau memikirkan dia?" tanya nenek pada Tanvi.
"Tidak, aku tak memikirkan Rishi," jawab Tanvi.
Nenek terus menggoda Tanvi karena nenek sama sekali tak menyebut nama siapa pun, tetapi Tanvi langsung menyebut nama Rishi. Wajah Tanvi memerah. Nenek mencoba untuk membuatnya tenang, tetapi terus menggodanya.
Di tempat pemujaan, Rishi bahagia saat Manpreet merekam dirinya dengan pendeta yang menjelaskan, benar Pawan dan Saloni menikah di tempat ini.
Sebelum mereka pulang, pendeta berpesan agar mereka terlebih dahulu datang ke sebuah tempat pemujaan yang disarankan agar sang dewa mengampuni dosa mereka berdua dan mendapat limpahan kebahagiaan. Rishi dan Manpreet menyetujui itu dan mereka pamit untuk ke tempat pemujaan tersebut.
Tanvi menangis di kamar Rishi, ia mengingat penolakannya terhadap Rishi, seseorang yang dengan tulus mencintainya. Ia teringat masa kecilnya dengan Rishi juga kemesraan mereka.
Usai Risi dan Manpreet berdoa, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dari belakang. Mobil tersebut menabrak kaki Risi hingga terjatuh ke bawah jembatan dan kepalanya terbentur batu.
Manpreet masih memegangi besi jembatan, tetapi tubuhnya bergelantungan. Sopir taksi yang ditumpangi oleh Rishi dan Manpreet mengejar mobil yang menabrak mereka berdua, pengendara mobil tersebut adalah Pawan.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dipna Videlia Putsanra
