tirto.id - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung polemik keras selama Pilkada Jakarta 2017 saat berbicara di acara Dialog Kebangsaan "Mengelola Keberagaman, Meneguhkan Keindonesiaan" di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, pada Selasa (15/8/2017).
Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu meyakini polemik keras selama Pilkada Jakarta 2017 berlangsung tidak akan memicu kebencian luas antar-kelompok.
"Saya masih optimistis prahara yang terjadi di jakarta kemarin tidak kemana mana, ya karena kita sebetulnya oke-oke," kata SBY.
Menurut SBY, upaya untuk meredam kebencian antar-kelompok di Indonesia memang tidak mudah. Dia berpendapat tak ada resep ajaib yang bisa membuat kebencian antar-kelompok masyarakat lekas hilang. Apalagi, hal serupa juga terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat.
Namun, SBY berpendapat kebencian antar-kelompok masyarakat akan bisa diredam apabila para pemimpin dari semua level di Indonesia segera merespon begitu ada potensi konflik.
"Pemimpin di semua lini baik jajaran kenegaraan punya tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial dan mencurahkan pikirannya untuk merawat kebhinekaan dari Jakarta dan di seluruh Indonesia," kata SBY.
Dia melanjutkan, "Kalau tiba-tiba ada konflik di situ jangan dibiarkan. Segera dilerai carikan solusinya."
SBY menambahkan ke depan perlu ada penguatan penanaman pendidikan kasih sayang sejak dini. Dia menjelaskan proses pembentukan karakter sejak TK hingga SMP perlu diisi dengan menumbuhkan nilai kebersamaan dan kasih sayang. Ia meyakini hal ini bisa berdampak positif bagi masa depan pengelolaan keberagaman di Indonesia.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom
