tirto.id - Beredar unggahan berbahasa asing di media sosial, berisi poster tentang penyakit stroke yang menyerang anak-anak, disertai narasi bahwa hal tersebut merupakan efek samping dari vaksin COVID-19.
Melansir laman resmi Satgas COVID-19, informasi itu dipastikan salah, sebab poster tersebut dipasang oleh yayasan non-profit asal Kanada, Achieving Beyond Brain Injury (ABBI), pada Mei 2021 lalu untuk memperingati Bulan Kesadaran atas Stroke pada Anak.
"Tidak ada keterkaitan antara pesan dalam poster tersebut dengan efek dari vaksin COVID-19 pada anak. Foto poster serupa juga dapat ditemukan di laman Facebook serta situs resmi ABBI," tulis laman Satgas COVID-19.
Lebih lanjut, dalam sebuah penelitian oleh tim peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas Brown, Amerika Serikat, penyakit stroke pada anak disebabkan oleh penyakit jantung, kondisi hematologis, gangguan sindrom, dan metabolisme.
Berdasarkan keterangan dalam situs hopkinsmedicine.org, penyakit stroke pada anak sendiri merupakan kondisi kesehatan yang langka, dan umumnya hanya menyerang satu dari setiap 4.000 bayi yang baru lahir.
Sehingga, Anda tak perlu ragu untuk memberikan vaksinasi COVID-19 pada anak di atas 12 tahun. Bahkan saat ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dengan penuh mendukung dan merekomendasikan penggunaan luas vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech pada anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.
Mengutip laman Reuters dan Antara, CDC mengatakan manfaat vaksinasi lebih besar daripada risiko vaksin. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberikan rekomendasi atau izin penggunaan darurat otorisasi vaksin pada anak berusia 5-11 tahun beberapa waktu lalu.
FDA mengizinkan dosis 10 mikrogram vaksin Pfizer pada anak kecil. Sedangkan suntikan yang diberikan kepada mereka yang berusia 12 tahun ke atas adalah 30 mikrogram.
Editor: Iswara N Raditya
