tirto.id - Pengeluaran yang meningkat jelang lebaran seperti untuk mudik hingga belanja kebutuhan lebaran lainnya dialami hampir semua orang. Berbagai cara dilakukan untuk menutup kebutuhan yang membengkak itu dari mulai menggadaikan barang hingga berutang.
Untuk urusan utang atau meminjam uang, saat ini sudah banyak fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjam online yang bisa dimanfaatkan. Tetapi, ada aspek risiko yang perlu dipahami sebelum melakukan pinjam online.
Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menyarankan, meskipun euforia rasa ingin belanja tinggi jelang Lebaran, ada baiknya masyarakat lebih bijak ketika meminjam uang hanya ketika kondisi mendesak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kalau itu [pinjam uang] untuk kepentingan konsumtif itu kan [harus] betul-betul yang urgent dan [pinjaman] hanya jembatan sementara. Jangan dijadikan pola hidup. Itu akan berat kalau peer to peer utamakan pinjaman yang bersifat penting," jelas dia kepada Tirto, Jumat (17/5/2109).
Selain itu sebelum meminjam uang, lanjutnya, masyarakat perlu tahu pentingnya verifikasi. Masyarakat harus melakukan pemeriksaan fintech mana yang legal dan terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK) agar tak terjebak fintech abal-abal.
Cara untuk memeriksanya yaitu masyarakat hanya perlu membuka website OJK maupun website Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) untuk melihat list fintech yang aman.
"Kemudian tinggal dilihat di websitenya AFPI karena kalau di situ bisa dilihat dan sekali klik langsung konek dengan website resmi fintech P2P [yang sudah legal di OJK]. Karena kalau kita cari di Google kan itu bisa saja keluar yang fakenya dengan nama yang hampir sama. Hati-hati sama nama- nama fintech yang hampir mirip," pungkas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dhita Koesno
