tirto.id - Partai Amanat Nasional (PAN) menyodorkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai cawapres ke Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan pihaknya berharap memilih sang ketum Zulkifli Hasan alias Zulhas jika Prabowo tak memilih Erick sebagai cawapresnya.
"Saya berharap kalau Pak Prabowo, ini, kan, berandai-andai, ya. Kalau andai Pak Prabowo tidak memilih Erick Thohir sebagai cawapresnya, kami alhamdulillah jika Prabowo milih Zulhas," kata Eddy di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Eddy mengatakan pihaknya juga siap legowo jika Ganjar tak memilih Erick sebagai cawapresnya. Namun, PAN berharap Erick yang notabene Ketum PSSI itu bisa terpilih menjadi cawapres Ganjar.
"Kita sebagai kader partai akan semangat sekali jika putra terbaik kita bisa maju dalam pilpres," ucap Eddy.
PAN mengklaim memiliki kedekatan khusus dengan Erick Thohir. Sebab, Ketua PSSI itu kerap hadir dalam setiap agenda partai berlambang matahari tersebut.
Nama Erick pun kerap disodorkan PAN untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) ke setiap silaturahmi politik dengan parpol yang mereka kunjungi, termasuk kunjungan Gerindra pada Senin kemarin.
"Pak Erick Thohir itu sudah sangat kental, apakah tadi disebut. Rasanya untuk urusan Pak Erick Thohir, itu masuk dalam menu wajib pertemuan," tutur Eddy.
Lebih lanjut, Eddy mengungkap alasan nama Erick selalu menjadi menu utama pembicaraan dengan partai politik lain. Ia mengklaim dalam beberapa kesempatan terutama survei akhir-akhir ini, menunjukkan elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres menunjukkan hasil yang baik.
"Indikator Politik kemarin itu memberitakan melaporkan bahwa beliau sudah unggul di dalam survei cawapres, itu salah satu indikator," ucap Eddy.
Namun, Eddy mengatakan faktor hubungan persaudaraan yang terbina sejak lama menjadi alasan utama PAN.
Gerindra sendiri menyambut baik manuver PAN menyodorkan nama Erick menjadi bursa cawapres Prabowo. Gerindra mengakui nama Erick turut menjadi bursa cawapres Prabowo.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Reja Hidayat
