tirto.id - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni (Toni) menyarankan agar capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mendengarkan pernyataan dari Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Toni menegaskan kedua tokoh itu seakan memberi tamparan keras kepada Prabowo Subianto.
Pernyataan Toni didasari bahwa oleh sambutan Megawati di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018). Saat itu Megawati mengatakan belum mendengar adanya program-program Prabowo bila terpilih menjadi presiden.
“Prabowo sibuk dengan retorika yang tidak ada isinya,” kata Toni pada Tirto, Jumat (16/11/2018).
SBY pun menuding hal yang serupa dengan Megawati dalam cuitannya di akun twitter @SBYudhoyono. Awalnya SBY membahas soal cuitan Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani yang menagih janji SBY dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono untuk mengkampanyekan Prabowo bersama cawapresnya Sandiaga Salahuddin Uno.
SBY pun merasa perlu meluruskan masalah ini, dia mengatakan bahwa dalam pilpres 2019, program capres akan sangat menentukan. Rakyat ingin tahu program dan jabaran visi-misi Prabowo untuk lima tahun ke depan daripada membuat partai pendukung kebingungan.
“Dua mantan presiden RI, Bu Mega dan Pak SBY, memberi peringatan keras, seperti tamparan kepada Prabowo,” kata Toni. “Bila Pak Prabowo mau mendengar kritik dua mantan presiden kita itu, maka perhelatan demokrasi kita akan makin menarik, yang mana program dan rencana kerja didiskusikan. Tidak hanya retorika manipulatif yang menakut-nakuti rakyat.”
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yulaika Ramadhani
