"Dulu waktu muda, saya sering manjat pohon buat petik mangga Indramayu yang rasanya manis banget. Dulu pohonnya ada di dekat tiang lampu di tengah genangan itu," ujar Bang Ji'i (52), ia sedang mengingat masa lalunya, sebelum air merendam kampung huniannya di Kapuk Teko. Sekarang kampung itu lebih dikenal dengan nama Kampung Apung RT.10/01 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
"Dulu waktu muda, saya sering manjat pohon buat petik mangga Indramayu yang rasanya manis banget. Dulu pohonnya ada di dekat tiang lampu di tengah genangan itu," ujar Bang Ji'i (52), ia sedang mengingat masa lalunya, sebelum air merendam kampung huniannya di Kapuk Teko. Sekarang kampung itu lebih dikenal dengan nama Kampung Apung RT.10/01 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Penghujung 1980an adalah tahun-tahun terakhir warga Kapuk Teko melihat permukaan tanah tempat rumah mereka berdiri. Memasuki 1990an, kampung ini mulai terendam setiap kali hujan besar. Ini merupakan dampak dari berdirinya pabrik-pabrik di sekitar kampung, pabrik-pabrik itu mengunci aliran air ke arah selatan pemukiman warga.
Gagasan Pemerintah DKI Jakarta meninggikan jalan di Kapuk Raya semakin membuat Kapuk Teko seperti mangkuk. Kondisi ini terus berlangsung hingga kawasan tersebut terendam sedalam hampir dua meter selama puluhan tahun sehingga masyarakat Jakarta saat ini lebih mengenal pemukiman ini dengan nama Kampung Apung.
Pada 2013, di masa pemerintahan Guberner Joko Widodo, Kampung Apung sempat ada usaha untuk mengeringkan genangan tersebut. Namun usaha pemulihan tersebut mandeg. Sampai sekarang warga Kampung Apung masih belum bisa melihat permukaan tanah tempat berdirinya rumah mereka.
Foto & Teks: Hafitz Maulana
Baca juga artikel terkait KAPUK TEKO atau tulisan lainnya