PSI Terancam Gagal ke Senayan, Kaesang Irit Bicara: Besok di DPP

Dari 18 partai peserta pemilu nasional, hanya 8 partai yang memenuhi ambang batas parlemen. PSI dan PPP termasuk yang terancam gagal ke Senayan.

Reporter: Andrian Pratama Taher

Terbit 20 Mar 2024 21:18 WIB,

Waktu baca ±1 menit

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyampaikan orasi saat kampanye terbuka di Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (27/1/2024). Dalam kampanye tersebut Kaesang mengajak seluruh masyarakat memberikan suaranya untuk kader PSI dan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilu 2024 mendatang. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.

tirto.id - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, irit bicara saat dikonfirmasi soal perolehan suara partainya yang terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Ia hanya bilang PSI akan menyampaikannya sikap besok.

"Besok ya, besok ya di DPP," kata Kaesang saat meninggalkan kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Anak bungsu Presiden Jokowi itu lalu terus berjalan meninggalkan para awak pers.

"Nanti ya," kata Kaesang.

Sementara itu, Sekjen PSI Raja Juli Antoni juga tidak berbicara soal perolehan suara PSI. Ia langsung meninggalkan lokasi saat dikonfirmasi.

KPU telah selesai melakukan rekapitulasi suara hasil Pemilu 2024. KPU mencatat sekitar 151.796.630 suara sah nasional di 84 daerah pemilihan pada Pileg 2024.

Dari 18 partai peserta pemilu nasional, 8 partai yang dipastikan memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen antara lain PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PKB, Partai Demokrat, PKS, dan NasDem.

Pada pemilu kali ini, PPP yang sebelumnya lolos di Pilpres 2019 terancam tidak lolos. PPP hanya mampu meraup 5.878.777 suara dari 84 daerah pemilihan atau 3,87 persen.

Selain PPP, PSI yang sempat disorot karena lonjakan suara juga diprediksi tidak lolos. Berdasarkan penghitungan manual, partai yang dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya meraih 4.260.169 suara dari 84 daerah pemilihan (dapil) atau setara dengan 2,80 persen.