tirto.id - Manga One Piece Chapter 955 akan dirilis pada Senin (16/9/2019). Chapter ini bakal menyoroti persiapan aliansi Luffy Si Topi Jerami dan Samurai Negeri Wano untuk menyerang Onigashima, markas Yonko Kaido. Menjelang perang penentuan itu, Zoro mendapatkan hadiah pedang Enma warisan Kozuki Oden.
Sejak awal petualangan Kelompok Topi Jerami di Negeri Wano, tujuan mereka adalah membebaskan negeri tersebut dari cengkeraman Kaido dan Shogun Orochi. Namun, pada Chapter 954 "Ryū ni Tsubasa o Etaru Gotoshi", terjadi perubahan besar yang membuat peta kekuatan mereka dengan lawan demikian timpang.
Di luar dugaan, Kaido memilih beraliansi dengan sesama Yonko, Big Mom. Tujuannya adalah menguasai dunia. Hubungan Kaido dan Big Mom sendiri masih samar. Mereka pernah berada dalam payung yang sama, Rock, sekitar 40 tahun lalu. Namun, apakah selain itu, Big Mom dan Kaido memiliki hubungan asmara, belum terungkap.
Keberadaan Bajak Laut Big Mom di Negeri Wano adalah masalah besar, karena tanpa mereka saja, Bajak Laut Beast yang dipimpin Kaido sudah demikian kuat. Kini, tantangan bagi Kelompok Topi Jerami dan Samurai Negeri Wano bagai dua kali lipat.
Pada Chapter 954, Zoro menerima tawaran Hiyori, putri almarhum Kozuki Oden, untuk menukar pedang. Zoro akan menerima Enma, pedang warisan Oden, dan sebagai gantinya mengembalikan Shusui, pedang yang dahulu dimiliki samurai legendaris Negeri Wano, Ryuma.
Enma disebut oleh Hiyori sebagai satu-satunya senjata yang bisa menciptakan luka di tubh Kaido. Enma tergolong dalam 21 O Wazamono, yang levelnya hanya satu tingkat di bawah Saijo O Wazamono, level pedang tertinggi di dunia One Piece. Artinya, perubahan pedang Zoro tidak berpengaruh apa pun untuknya, karena Shusui juga termasuk 21 O Wazamono.
Enma sendiri diambil dari nama Raja Akhirat, yang memberi penghakiman atas amal baik atau buruk manusia, lantas mengirim para pendosa ke neraka. Dengan memperhatikan namanya, dan kekuatan yang didengungkan Hiyori, terbuka kemungkinan Zoro yang akan berhadapan dengan Kaido.
Dalam mitologi Jepang, ada sosok Susanoo no Mikoto, dewa badai yang memenggal ular berkepala delapan, Yamata o Orochi. Sementara, dalam dunia One Piece, sosok penguasa Negeri Wano 'di depan panggung', adalah Kurozumi Orochi. Namun, melihat Orochi adalah karakter jahat tetapi lemah, mirip Spandam dalam arc Water Seven, bisa jadi ia bukan lawan yang sepadan dengan Zoro.
Persiapan Zoro menuju Onigashima adalah dengan mendapatkan "power-up" sekelas Enma. Sementara itu, Luffy yang ada di Penjara Udon lantas bergabung dengan yang lain, terus berlatih untuk menaikkan level busoshoku haki miliknya, di bawah bimbingan Hyogoro.
Penggunaan busoshoku haki yang lebih jauh, memungkinkan penggunanya untuk menghancurkan tubuh target dari dalam. Ini adalah latihan cocok untuk menghadapi Big Mom, yang kulitnya dikenal tidak mempan ditembus oleh senjata apa pun.
Armada Besar Topi Jerami
Namun, yang terpenting dalam perang yang akan terjadi di Onigashima, adalah adu jumlah kekuatan antara aliansi Topi Jerami dan Samurai Negeri Wano, dengan Bajak Laut Kaido dan Big Mom. Kekuatan aliansi hanya dalam kisaran angka 4.000 orang, sedangkan lawan hampir 10 kali lipatnya.
Oleh karenanya, bukan tidak mungkin, Luffy akan meminta bantuan Straw Hat Grand Fleet yang berada di bawah "naungannya". Ketika Arc Dressrosa berakhir, sudah diindikasikan bahwa armada besar Topi Jerami akan terlibat dalam sebuah insiden besar.
"Ketujuh berandalan yang berkumpul dan menyebut dirinya anak buah Luffy Si Topi Jerami, kelak akan berkembang ... dan nama mereka akan tercatatn dalam sejarah. Mereka akan menimbulkan insiden 'terbesar. Tapi ... itu cerita yang belum diketahui siapa pun." (Chapter 800 "Cawan Pengikut", Volume 80)
Tidak ada insiden lain yang paling mungkin tercipta di dunia One Piece, kecuali Perang Onigashima, yang kemungkinan tidak hanya menyeret orang-orang di Negeri Wano, tetapi juga Pemerintah Dunia melalui Angkatan Laut.
Apa pun hasil akhir perang ini, kemenangan di pihak siapa, masa depan yang hampir dapat dipastikan adalah, Negeri Wano tidak akan menerapkan politik isolasi seperti saat ini, tetapi terbuka seperti yang diharapkan oleh almarhum Kozuki Oden.
Editor: Agung DH
