tirto.id - Tim nasional (timnas) Perancis berhasil memastikan diri ke final Piala Dunia 2018 usai kalahkan Belgia 1-0 di babak semifinal pada (11/7/2018) di Stadion St. Petersburg. Perancis akan menghadapi Kroasia di babak final (15/7/2018), Kroasia sendiri sukses mengalahkan Inggris 2-1.
Perjalanan timnas Perancis menuju ke babak final terhitung mulus, kendati harus menghadapi beberapa tim favorit dan kurang meyakinkan di awal turnamen. Les Blues membuktikan pantas menyandang label favorit yang mereka emban sebelum turnamen digelar. Anak asuh Didier Deschamps belum terkalahkan enam laga di Rusia 2018 ini, lima menang dan sekali bermain seri 0-0 melawan Denmark.
Perancis memulai petualangan mereka di Rusia dengan kurang meyakinkan, walaupun mampu meraih 3 poin melawan Australia di laga awal Grup C. Mereka baru bisa unggul di babak kedua melalui eksekusi penalti Antoine Griezmann pada menit 58. Kendati menguasai laga, Australia justru menyamakan kedudukan melalui Mile Jedinak empat menit berselang. Beruntung bagi Perancis pada menit 80, bola tendangan Paul Pogba membentur pemain Australia, Aziz Behich yang mengakibatkan bola tak bisa diantisipasi kiper Australia Matthew Ryan.
Di laga kedua melawan Peru, Perancis mampu menang tipis 1-0 lewat gol Kylian Mbappe, memanfaatkan muntahan tendangan Olivier Giroud yang diblok bek Peru. Pada laga tersebut, Perancis kalah secara penguasaan bola, 43% dibanding 57%. Namun Perancis sukses tampil efisien dengan membuat 4 tembakan tepat sasaran. Kemenangan ini juga memastikan Perancis lolos ke 16 besar. Mbappe sendiri menjadi pemain termuda Perancis yang pernah mencetak gol untuk Perancis di Piala Dunia (19 tahun 183 hari).
Denmark menjadi tim satu-satunya yang dihadapi Perancis di Piala Dunia 2018, di mana Perancis tak mampu mencetak gol. Dari total 11 tembakan yang dilancarkan Perancis, hanya 3 yang tepat sasaran dan tak ada yang benar-benar mengancam gawang Denmark yang dijaga Kasper Schmeichel. Pertandingan berakhir 0-0, Perancis menjadi juara Grup C dengan 7 poin disusul Denmark 5 poin.
Sebagai juara Grup C, Perancis menantang runner up Grup D di babak 16 besar, yaitu Argentina. Jika lawan-lawan di fase grup terbilang di bawah level Perancis, Argentina menjadi ujian terberat Perancis. Rekor pertemuan berpihak kepada sang lawan, Perancis hanya mampu menang 2 kali, kalah 6 kali dan 3 imbang.
Namun Perancis kembali membuktikan label menjadi tim favorit, dengan menumbangkan Argentina 4-3. Perancis unggul lebih dulu melalui penalti penyerang Atletico Madrid Antoine Griezmann pada menit 13. Setelahnya, Argentina menyamakan kedudukan lewat Angel Di Maria dan berbalik unggul berkat gol Gabriel Mercado pada menit ke-48. Perancis tidak menyerah begitu saja, gol volley Benjamin Pavard dan dua gol Kylian Mbappe membuat Perancis berbalik unggul 4-2. Argentina hanya mampu membalas dengan satu gol, melalui Sergio Aguero. Perancis lolos ke perempatfinal.
Korban selanjutnya Perancis adalah wakil Amerika Selatan dan juara dunia dua kali, Uruguay. Les Blues memberikan performa terbaiknya dengan menang meyakinkan, dua gol tanpa balas. Gol Raphael Varane memanfaatkan tendangan bebas Antoine Griezman pada menit 40 membuat Perancis unggul di babak pertama. Tampil dominan dengan 62% penguasaan bola, Griezmann memperlebar skor. Bola sepakannya tak mampu ditepis secara sempurna oleh Fernando Muslera.
Di babak empat besar, Belgia menjadi ujian selanjutnya juara dunia 1998 ini. Sebelum laga, Belgia yang sukses mengeliminasi Brasil di babak perempatfinal, diprediksi mampu mengalahkan Perancis. Namun strategi bertahan Didier Deschamps sukses meredam Belgia. Perancis menang dengan skor 1-0, gol semata wayang dicetak Samuel Umtiti memanfaatkan sepak pojok Antoine Griezmann pada menit 51. Perancis melaju ke final Piala Dunia untuk ketiga kalinya (1998, 2006, 2018).
Pelatih Perancis sekaligus mantan kapten timnas Perancis yang menjuarai Piala Dunia 1998, Didier Deschamps mengucapkan,”49 hari bersama-sama.. terdapat banyak hal, hal-hal yang sulit, babak penyisihan grup dan yang lainnya. Namun kesuksesan kami adalah untuk membanggakan semua orang.”
Editor: Gilang Ramadhan
