tirto.id - Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan pergantian direksi Pertamina pada hari ini merupakan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah pihak komisaris Pertamina dan Menteri BUMN Rini Soemarno memberikan rekomendasi nama-nama direksi.
"Pengangkatan ini berdasarkan penetapan dari presiden karena khusus untuk Pertamina melalui TPA (Tim Penilai Akhir) yang dipimpin oleh presiden sebagaiman 11 BUMN lain juga melalui proses TPA," ujar Harry di Kementerian BUMN Jakarta pada Rabu (29/8/2018).
Untuk menentukan Direktur Utama Pertamina definitif, ia mengatakan memang membutuhkan waktu sekitar 4 bulan. Sehingga selama itu, posisi Dirut Pertamina diisi sementara oleh Nicke Widyawati.
"Ibu menteri menyampaikan khususnya bahwa ini semua dilakukan memang memerlukan waktu dan sudah cukup lama waktu hampir 4 bulan yang membuat bu Nicke sebagai Plt (pelaksana tugas). Beberapa kali kami sampaikan yang diajukan itu juga dari calon-calon dari dalam maupun dari luar Pertamina," ungkapnya.
Selanjutnya, telah diserahkan keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) mengenai pengangkatan, pengalihan jabatan, dan pemberhentian dari direksi Pertamina.
Keputusan RUPS yang pertama Nicke ditetapkan dan diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina. Kedua, menggantikan Direktur SDM Pertamina dari Nicke diserahkan ke Koeswiranto Kushartanto, yang sebelumnya menjabat Direktur SDM Jasa Marga.
"Yang ketiga ada pemberhentian dengan hormat pak Syamsu Alam dari Direktur Hulu dan kemudian digantikan oleh bapak Dharmawan Samsu," ucapnya.
"Mohon dukungannya semoga pertamina bisa terus menjadi pelayan dari pada masyarakat. BUMN hadir untuk negeri," imbuhnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yantina Debora
