tirto.id - Pejabat Ukraina pada Kamis mengatakan, tentara Rusia telah memasang beberapa peluncur roket di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Hal itu meningkatkan kekhawatiran kalau tempat itu bakal dipakai sebagai pangkalan untuk menembak wilayah Ukraina.
The Guardian memberitakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah berjanji akan terus menyerang sistem energi Ukraina walaupun muncul kritik internasional karena bisa menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik dan air di awal musim dingin.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia masih berambisi merebut wilayah timur dan selatan Ukraina yang diklaim Putin sebagai daerahnya.
Dmitry mengatakan, semenanjung Krimea di selatan Ukraina yang dianeksasi pada tahun 2014, rentan terhadap serangan Ukraina setelah mereka menambak jatuh pesawat tak berawak.
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-289
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengatakan, pasukan Rusia menembak sebuah kota di wilayahnya. Akibatnya, satu orang tewas dan dua lainnya luka-luka. Selain itu, dia mengatakan, setidaknya 12 rumah hancur akibat penembakan di kota Toretsk.
Pasukan Rusia menembakkan lebih dari 1.000 roket dan rudal ke jaringan listrik Ukraina selama perang. Walaupun terjadi kerusakan besar, jaringan masih berfungsi.
Kepala eksekutif operator jaringan Ukrenergo, Volodymyr Kudrytsky mengatakan, untuk memperbaiki infrastruktur energi yang rusak karena diserang Rusia, Ukraina sampai memberlakukan pemadaman listrik darurat.
Menurut dia, memperbaiki infrastruktur energi menjadi rumit karena cuaca seperti embun beku, hujan, salju, dan angin kencang yang menyebabkan kabel menjadi es. Dia menegaskan, situasi yang paling sulit adalah di wilayah timur karena pertempuran sengit.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya mengambil bagian dalam latihan taktis di Belarus. Berdasarkan rekaman video yang diposting oleh kementerian tersebut, tentara Rusia memakai perlengkapan salju dalam pelatihan di dekat tank musim dingin. Mereka menembakkan senjata termasuk artileri.
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, menurut Presiden Putin, potensi konflik di dunia bisa semakin meningkat karena elit Barat pimpinan AS berupaya mempertahankan dominasinya dengan cara apapun.
"Potensi konflik di dunia meningkat, ini merupakan konsekuensi langsung dari upaya beberapa elit Barat untuk mempertahankan dominasi politik, ekonomi, keuangan, militer, dan ideologi mereka dengan cara apa pun," kata Putin.
Putin menegaskan elit Barat memperluas kekuasaannya melalui ekspansi NATO. “Mereka sebenarnya menghancurkan arsitektur stabilitas strategis yang telah dibuat selama beberapa dekade, dan secara agresif memperluas geografi ekspansi NATO,” jelas Putin.
Menurut dia, untuk menahan dan memblokir model pembangunan alternatif, AS menggunakan sanksi ekonomi dan perdagangan ilegal, menggunakan metode revolusi untuk menggulingkan pemerintah yang tidak diinginkan dan memicu konflik militer.
Selain itu, kata Putin, lewat provokasinya yang terang-terangan, mereka meningkatkan ketegangan dan konfrontasi di berbagai wilayah di dunia.
Editor: Iswara N Raditya
