Pertunjukan teater I La Galigo di gelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Rabu, (3/2019). Teater yang didukung olehBakti Budaya Djarum Foundation, Yayasan Bali Purnatibekerja sama denganCiputra Artpreneur berlangsung pada 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019. I La Galigo adalah sebuah pementasan musik-teater yang naskahnya diadaptasi dari ‘Sureq Galigo’. ‘Sureq Galigo’ adalah wiracarita mitos penciptaan suku Bugis (circa abad 13 dan 15) yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah, dan kemudian dituliskan dalam bentuk syair menggunakan bahasa Bugis dan huruf Bugis kuno.
Dalam adaptasi naskah panggung ini, ‘Sureq Galigo’ menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan. Elemen-elemen ini dirangkai menjadi cerita besar yang begitu menarik, dinamis, dan ternyata masih memiliki relevansi dengan kehidupan modern
zaman sekarang. Karya musik-teater I La Galigo ini bercerita melalui tarian, gerak tubuh, soundscape dan penataan musik gubahan oleh Rahayu Supanggah dan sutradara teater kontemporer Robert Wilson. tirto.id/Andrey Gromico
Dalam adaptasi naskah panggung ini, ‘Sureq Galigo’ menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan. Elemen-elemen ini dirangkai menjadi cerita besar yang begitu menarik, dinamis, dan ternyata masih memiliki relevansi dengan kehidupan modern
zaman sekarang. Karya musik-teater I La Galigo ini bercerita melalui tarian, gerak tubuh, soundscape dan penataan musik gubahan oleh Rahayu Supanggah dan sutradara teater kontemporer Robert Wilson. tirto.id/Andrey Gromico