tirto.id - Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan optimistis tiket bus antarkota dan antarprovinsi akan tetap terjual meski harganya naik 20-30 persen saat mudik lebaran 2019.
Kurnia mengatakan harga tiket bus kelas ekonomi bisa naik sampai 20 persen saat permintaan tinggi di musim mudik lebaran tahun ini. Sedangkan harga tiket bus eksekutif bisa naik sampai 30 persen.
"Sudah [pasti] kebeli. OP [bus] seperti kereta. Kereta juga harganya sudah gila-gilaan kan Rp600.000-700.000,” kata dia pada Selasa (14/5/2019).
“[Harga tiket] Bus itu paling mahal itu di angka Rp450.000 sampai Rp500.000, [untuk tujuan Jakarta ke] Jawa Tengah loh ya. Kalau [ke] Jawa timur Rp600.000-700.000. Kereta saja kan sudah Rp800.000, itu harganya sudah samping-sampingan," dia menambahkan.
Kurnia menambahkan contoh untuk kenaikan tertinggi tarif bus eksekutif tujuan Jakarta ke Yogyakarta, Solo, dan Wonogiri yang terdiri atas dua jenis harga.
"Kalau kita bicara kelas tertinggi, kelas kita itu yang double deker itu Rp225.000 dan Rp325.000 [di hari biasa]," ujar dia.
"Kemudian Rp325.000 itu jadinya, kalau enggak salah Rp500.000. Kalau yang Rp225.000 jadi Rp380.000. Itu tujuan Jakarta [ke] Wonogiri, Solo, Yogyakarta," tambah dia.
Dia menambahkan harga tiket bus antarpulau, seperti dari Jawa ke Sumatera, kemungkinan hanya akan naik maksimal 20 persen saat mudik lebaran. Hal ini karena angka permintaan tidak setinggi untuk perjalanan di Pulau Jawa.
"Enggak sampai naik 25 persen. Karena, enggak terlalu ramai. Demmand enggak terlalu banyak. [tujuan Jawa ke] Sumatera itu hanya naik 20 persen," kata dia.
Misalnya, kata dia, tarif bus tujuan Bandung ke Bengkulu yang mencapai Rp425.000 pada hari biasa kemungkinan hanya akan naik maksimal menjadi Rp550.000.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom
