tirto.id - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melakukan tabur bunga di lokasi karamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, bersama keluarga korban pada Kamis (5/7/2018).
Dari pantauan Tirto di lokasi, Budi bersama keluarga korban menaiki KM Sumut I menuju ke lokasi dari pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sebelum berangkat, Budi melakukan pendataan manifest penumpang bersama awak kapal. Ia dan seluruh rombongan kemudian mengenakan jaket pelampung sebagai standar keselamatan.
Perjalanan menuju ke lokasi kurang lebih ditempuh dalam waktu 25 menit. Selama perjalanan, Budi berbincang dengan keluarga korban dan mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian yang mengakibatkan 164 korban hilang, 3 meninggal dunia, dan 18 orang selamat.
"Kita doakan agar keluarga kita diterima di sisinya. Saya berharap keluarga tabah menghadapi. Semoga bapak ibu sekalian dikuatkan dan mampu menghadapi ini semua," kata Budi dalam sambutannya sebelum menaburkan bunga.
Tidak lupa, dalam kesempatan ini, Budi juga mengimbau kepada kepala daerah yang turut hadir agar bersedia ikut melakukan perbaikan fasilitas pelabuhan dan keselamatan kapal.
"Saya meminta seluruh unsur pemda dan Polri agar tidak terjadi lagi. Nanti kita membuat tim menjaga civil teritory," kata Budi.
Tabur bunga berlangsung selama kurang lebih lima menit. Setelah itu, rombongan bergerak kembali ke pelabuhan Tiga Ras.
Li Anwar, salah satu keluarga korban, usai tabur bunga menyatakan telah mengikhlaskan anaknya yang sampai saat ini masih belum ditemukan.
"Saya tahu pemerintah dan Basarnas sudah berusaha. Saya berusaha ikhlas. Semoga anak saya diterima di sisi Tuhan," kata Anwar pada Tirto.
Hadir juga dalam tabur bunga ini Bupati Simalungun, JR Saragih, Bupati Samosir, Rudin Tampubolon dan sederet pejabat eselon I dan eselon II Kemenhub.
Kapal kayu KM Sinar Bangun yang berlayar dari Pelabuhan Simanindo menuju Pelabuhan Tigaras mengalami kecelakaan di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin sore, 18 Juni 2018.
Pencarian korban mulai dilakukan sehari setelah kejadian dan berakhir pada Selasa, (3/7/2018) atas keputusan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dipna Videlia Putsanra
