Tempat & Tanggal Lahir
Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, 22 April 1969
Karir
- Petani -
Detail Tokoh
Salim “Kancil” adalah petani asal Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Parisian, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Namanya dikenal oleh publik Indonesia ketika Salim diberitakan telah menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh sejumlah orang pada 26 September 2015 terkait dengan aktivitasnya dalam menentang usaha penambangan pasir di daerahnya.
Bersama dengan Tosan, tetangga sekaligus rekan sesama pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir Desa Selok Awar-awar, Salim mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh 19 tersangka yang berasal dari daerah tempat tinggal yang sama dengannya. Paska kejadian tersebut, Tosan yang dianiaya terlebih dahulu berhasil diselamatkan namun Salim ditemukan telah meninggal dunia akibat pukulan batu yang mengenai kepalanya. Jasad Salim ditemukan di sebuah daerah pemakaman bersama dengan sejumlah batu dan kayu yang diduga sebagai alat penganiayaan berserakan di sekitar tubuhnya.
Salim dikenal gencar melakukan penolakan terhadap usaha penambangan bahan galian C yang terjadi di desanya tersebut. Salah satu alasannya adalah adanya dampak negatif terhadap lingkungan sekitar berupa tandusnya sawah yang berdekatan dengan lokasi aktivitas penambangan itu; hal ini terkait dengan mata pencaharian masyarakat Desa Selok Awar-awar yang bergantung pada sektor pertanian.
Salim lantas menjadi pelopor terbentuknya Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir Desa Selok Awar-awar sejak tahun 2015, sebuah wadah yang menampung aspirasi masyarakat desanya dalam menyikapi hal tersebut. Sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh forum tersebut antara lain mencoba melakukan audiensi dengan Bupati Lumajang hingga melakukan aksi damai untuk menghentikan aktivitas penambangan. Salim diketahui akan melakukan aksi penolakan pada hari yang sama ketika ia dijemput secara paksa sebelum akhirnya ditemukan tewas.