Menuju konten utama
Popong Otje Djundjunan

Popong Otje Djundjunan

Anggota DPR RI (2014 - 2019)

Tempat & Tanggal Lahir

Bandung, 30 Desember 1938

Karir

  • Anggota DPR RI (2014 - 2019)

Pendidikan

  • SMA N 5 Bandung
  • IKIP Bandung

Detail Tokoh

Sidang pemilihan Pimpinan DPR RI periode 2014-2019 mendadak heboh. Tensi memanas. Suasana mendaak heboh. Apalagi ketika Popong Otje Djundjunan selaku Pimpinan Sidang Paripurna ngomel-ngomel karena palu sidang yang seharusnya selalu ada disampingnya tiba-tiba menghilang!

Di tengah keributan peserta sidang yang sampai maju mendekati mejanya, Popong berseru dengan bahasa dan logat Sundanya yang kental, “Mana paluna euweuh (dimana palunya tidak ada)!” Peserta sidang lain di dekatnya sampai ikut-ikutan sibuk mencari palu.

Setelah beberapa lama menghilang, palu Popong pun muncul lagi secara misterius. Popong tak memerdulikan dalang penghilangan palunya, sebab sidang masih berjalan dengan riuh-rendah dan tugas utamanya saat itu adalah untuk mengarahkan musyawarah menjadi lebih produktif.

Para pengamat politik kemudian berusaha memecahkan misteri hilangnya palu Popong. Indria Samego dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI berpendapat jika pelaku penghilangan palu adalah pihak-pihak yang kalah dalam sidang itu. Mereka ingin sidang berjalan lebih lama dan tentu saja berjalan dalam suasana musyawarah yang menguntungkan pihaknya. “Menculik” palu barang sebentar adalah satu-satunya pilihan mereka.

Terlepas dari misteri hilangnya palu Popong, insiden tersebut ikut membuat nama Popong tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Gayanya dinilai eksentrik, dan disukai netizen. Siapa sebenarnya Popong?

Popong sebenarnya bukan pemain baru di Senayan. Ia sudah menjejaki kariernya menjadi anggota dewan sejak tahun 1987. Kariernya terus melesat sebab kepiawaian, dedikasi, ditambah latar belakang pendidikannya yang baik. Selain kasus palu hilang, ada banyak kisah hidup Popong yang menarik, terutama saat Popong masih menjadi gadis muda.

Popong Otje Djundjunan lahir pada tanggal 30 Desember 1938 di Bandung, Jawa Barat. Ia anak ketiga dari sebelas bersaudara. Pada usia 6 tahun, Popong dimasukkan ke SR atau Sekolah Rakyat.

Popong menamatkan SR-nya di tahun 1951, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertamanya di Sumedang.  SMA-nya ia tempuh di Bandung sebab Sumedang saat itu belum ada SMA. Pilihannya jatuh ke SMA Negeri 5 Bandung.

Tahun 1955, Bandung sedang disemarakkan oleh perayaan Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama yang digagas oleh Presiden Soekarno dan beberapa petinggi negara-negara dunia ketiga lainnya. Ibu asrama Popong, Memed Sasthradiprawira, meneruskan pesan dari panitia KAA yang membutuhkan 10 gadis remaja yang nanti bertugas mendampingi para peserta KAA dari negara-negara sahabat. Untuk itu syarat utamanya harus bisa berbahasa Inggris dengan baik, dan mau mengenakan kebaya tradisional selama acara berlangsung. Popong pun melamar.

Ia akhirnya diterima dan terpilih untuk menemani Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Tugasnya memandu sang presiden berjalan-jalan di sekitar venue KAA sambil menawari beragam menu tradisional asli Indonesia untuk dicicipi.

Popong fasih menjelaskan beberapa makanan seperti colenak rengginang, opak, sampai minuman khas yaitu bajigur dan bandrek yang dicicipi Nasser. Hingga suatu ketika ia merasa capek sebab harus terus-menerus mendongak saat bicara dengan Nasser. Maklum, presiden Mesir itu tinggi badannya jauh melampaui Popong yang hanya 150 cm. Pengalaman lucu itu tak pernah dilupakan Popong.

Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke FKIP Universitas Padjajaran. Popong menemukan passion-nya, yaitu dunia pendidikan. Setelah lulus dari almamaternya, ia menyempatkan diri menjadi guru Bahasa Inggris. Selain itu, ia juga aktif berorganisasi. Tercatat hingga 2015, ia aktif di 36 organisasi. Beberapa diantaranya organisasi kewanitaan. Selain di bidang pendidikan, kepeduliannya pada dunia perempuan juga besar.

Saat pertama berkantor di Senayan pada tahun 1987, ia duduk di Komisi VIII yang membidadi peranan perempuan. Ia juga pernah duduk di komisi IX yang fokus di bidang pendidikan dan pada 1997, ia sempat berganti posisi di Komisi II.

Setelah Reformasi, Popong sempat vakum selama 10 tahun dari dunia politik. Hingga di tahun 2009 ia kembali mencalonkan diri Partai Golkar dari Dapil Jabar I (Kota Bandung dan Cimahi) dan Popong berhasil. Pada Pemilu 2014, Popong terpilih lagi.

Tokoh Lainnya

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat