Menuju konten utama
Muhammad Ridho Ficardo

Muhammad Ridho Ficardo

Gubernur Pemerintah Provinsi Lampung (2014 - 2019)

Tempat & Tanggal Lahir

Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia, 20 Juli 1980

Karir

  • Gubernur Pemerintah Provinsi Lampung (2014 - 2019)

Detail Tokoh

Kemunculan figur-figur muda yang menjadi kepala daerah di Indonesia adalah fenomena yang menarik belakangan ini. Salah satu yang kerap menjadi sorotan adalah Muhammad Ridho Ficardo, S.Pi, M.Si, Gubernur Lampung yang menjabat pada periode 2014-2019. Ridho, belum genap berusia 34 kala rakyat Lampung memilihnya pada 2014 lalu. Ia lahir di Bandar Lampung, Lampung, 20 Juli 1980. Ia bersama wakilnya Bachtiar Basri dilantik pada 2 Juni 2014 di gedung DPRD Lampung. Pasangan M. Ridho-Bachtiar berhasil memenangi pilkada Lampung dengan perolehan suara sebesar 44,78%. Pasangan nomor urut satu, Berlian Tihang-Mukhlis Basri memperoleh 14,76% suara dan di posisi terakhir ditempati pasangan nomor urut empat, M Alzier Dianis Thabrani-Lukman Hakim (Aman) dengan perolehan suara 7,06%. Ridho merupakan gubernur termuda saat dilantik.

Sejak kecil Ridho memang sudah ditempa dengan hidup penuh disiplin oleh lingkungan keluarga dan pendidikan. Di kota kelahirannya Bandar Lampung, Ridho menghabiskan masa kecil hingga lulus SMP di perkebunan tebu Gunung Madu. Di perkebunan itulah ayahandanya bekerja untuk perkebunan tebu. Setelah lulus SMP, Ridho melanjutkan di SMA Al Kautsar, Bandar Lampung. Ridho remaja menemukan keasyikan mengikuti organisasi OSIS dan Pramuka. Sikapnya yang disiplin kemudian membawanya terpilih menjadi ketua OSIS di bangku SMA.

Selepas menamatkan pendidikan SMA-nya, Ridho memutuskan untuk melanjutkan kuliah S1 di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya, ia meneruskan kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI) selama 3 tahun sejak 2003.Ridho mengambil jurusan intelijen. Itu adalah program kerjasama antara UI dan Badan Intelijen Nasional (BIN). Dalam menjalani pendidikan ini, Ridho duduk satu kelas dengan para letkol. Dalam kelas itu Ridho adalah adalah orang sipil yang paling muda. Saat itu umurnya belum genap 23 tahun. Tesis yang kemudian ia kerjakan bertema counter-terrorism management. Sejak itulah, ia juga sering berdiskusi dengan para jenderal bintang 3 dan 4.Ridho mengisahkan, mereka mendengarkan berbagai pemaparannya dan berdiskusi banyak hal.

Ridho mengungkapkan bahwa banyak sekali pengalaman yang ia dapatkan selama kuliah S2. Ia membangun jaringan dengan banyak orang yang kemudian berdampak pada komunikasinya yang semakin terasah. Ridho biasa berdiskusi dengan para perwira tinggi di lembaga yang dulu bernama Badan Anti Teror Nasional (BAKN) dan sekarang jadi Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT). Ridho juga mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Universitas Indonesia. Pernah juga ia mengajar di Pusdik Intel Polri tentang teknis analisis intelijen.

Selepas menamatkan studi S2-nya, Ridho melanjutkan studi S3 di bidang ilmu politik di Universitas Indonesia. Ia juga memutuskan untuk kursus di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada usia 28 tahun. Waktu itu, Ridho termasuk peserta paling muda dalam sejarah Lemhanas. Sebenarnya ada pro kontra yang menyertai ridho saat ia memutuskan masuk Lemhanas. Ada sebagian orang yang tidak suka Lemhanas dimasuki oleh anak umur 28 tahun. Akhirnya Ridho dites dengan dijadikan ketua kelompok yang membawahi personil yang menurutnya bandel-bandel. Suka duka ia jalani dan hasilnya tidak mengecewakan. Ia lulus dengan sangat baik dari lembaga ini. Setelah lulus Lemhamnas, Ridho tak langsung masuk ke dunia politik.

Di website pribadinya, Ridho mengaku baru terstimulus untuk masuk ke ranah politik setelah Anas Urbaningrum terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada 23 Mei 2010. Menyusul kondisi itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Lampung berantakan. Ridho lalu diminta jadi ketua DPD. Padahal saat itu dia belum menjadi bagian di Partai Demokrat. Yang dirasa lucu oleh Ridho di sini adalah Partai Demokrat sendiri baru dua kali mengadakan kongres untuk memilih ketua umum. Tetapi di Lampung, Ridho adalah ketua DPD yang ke-7. Hal itu karena saking seringnya terjadi pergantian pemimpin.

Ridho mengaku dibuat stres selama memimpin partai karena banyak masalah yang harus dihadapi. Pengalaman berorganisasi yang selama ini ia dapatkan, sangat bermanfaat. Ia berhasil mengelola permasalahan dan bisa mengatasi situasi. Selama dua tahun Ridho memimpin DPD Lampung, pada 2011 dilakukan tiga pilkada tingkat kabupaten dan mereka berhasil merebut dua kemenangan. Begitu juga pada tahun 2012. Pengalaman di birokrasi kemudian menjadi modal kuat bagi Ridho untuk maju ke pemilihan gubernur.

Tak dapat dipungkiri usia mudanya kerap jadi pembicaraan. Ada yang menudkung karena menilai kaum muda seperti Ridho memiliki semangat perubahan yang postif. Namun tak sedikit pula yang meragukannya karena dianggap masih terlalu hijau dalam karir politiknya. Walau usianya sangat muda, bagi Ridho saat ini bukan soal tua atau mudanya usia yang dibutuhkan masyarakat Lampung. Masyarakat, katanya, menginginkan perubahan dan menjadi lebih baik. Ridho pun berhasil menarik perhatian rakyat Lampung yang membawanya ke kursi orang nomor satu di provinsi itu.

Tokoh Lainnya

Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan