Menuju konten utama
Martua Sitorus

Martua Sitorus

Chief Operating Officer (COO) Wilmar International Ltd Wilmar International Ltd

Tempat & Tanggal Lahir

Pematang Siantar, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, Indonesia, 4 Mei 2016

Karir

  • Chief Operating Officer (COO) Wilmar International Ltd Wilmar International Ltd

Pendidikan

  • Universitas HKBP Nomensen, Medan, Indonesia

Detail Tokoh

Martua Sitorus dikenal sebagai seorang yang berani mengambil risiko dengan memasuki wilayah-wilayah bisnis baru sehingga mendapat peluang baru. Setidaknya seperti itulah sosoknya di mata para kolega, misalnya Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Derom Bangun, yang telah bersahabat sejak tahun 90-an.


Selain itu, Martua juga dinilai sebegai pribadi yang low profile. Saking low profile-nya, tak banyak orang yang mengetahui kemajuan pesat bisnisnya bahkan kawan-kawan baiknya. Tak heran jika banyak yang merasa terkejut setelah melihat ia mampu menjadi pebisnis besar. Bahkan rajin masuk daftar orang terkaya di Indonesia.


Martua Sitorus atau dikenal juga dengan Thio Seeng Haap adalah salah seorang pengusaha sukses di Indonesia. Ia bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan sebuah perusahaan bernama Wilmar International yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula.


Pada 2013 lalu, majalah Forbes menempatkan Martua Sitorus sebagai orang terkaya nomor 15 di Indonesia. Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan AS, Kellogg, untuk menjual makanan di Tiongkok dan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd.


Pengusaha keturunan Tionghoa namun bermarga Batak ini mungkin kalah populer jika dibandingkan rekan seprofesinya seperti Ciputra atau Aburizal Bakrie. Hal ini sebabkan, Martua selama ini dalam menjalankan roda bisnisnya dengan lebih banyak tinggal di Singapura ketimbang di Indonesia. Walau di Singapura, sebagian besar aktivitas produksinya berada di Indonesia.


Awalnya, Martua Sitorus yang dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatera Utara ini, berdagang udang di masa mudanya. Usai mendapatkan gelar sarjana ekonominya dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, Martua pun merintis bisnis dengan berdagang minyak sawit dan kelapa sawit secara kecil-kecilan di Indonesia dan Singapura. Perlahan-lahan usahanya itu berkembang pesat. Pada akhir 1980-an, ia menjalin kemitraan dagang dengan Kuok Khoon Hong, keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia.


Keduanya sepakat untuk mengembangkan bisnis bersama-sama dengan nama 'Wilmar', Konon, Wilmar merupakan singkatan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus. Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan holding Wilmar International Ltd). Mereka lalu berbagi tugas. Kuok Khoon Hong sebagai Chairman & CEO dan Martua sebagai Chief Operating Officer (COO) Wilmar International Ltd.


Keluarga besar Martua Sitorus juga berperan penting dalam mengembangkan Wilmar Corp. Istri Martua, Rosa Taniasuri Ong, saudara laki-lakinya, Ganda Sitorus, saudara perempuannya yakni Bertha, Mutiara, dan Thio Ida, serta ipar Martua menduduki berbagai posisi kunci di Wilmar Corp. Bahkan, Hendri Saksti , salah satu iparnya, diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.


Pada tahun 1991, Martua sudah mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di kampung halamannya, Sumatera Utara. Di tahun yang sama, ia juga berhasil membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.


Dalam dua dekade, Martua berhasil membangun imperium bisnis minyak sawit terintegrasi, mulai dari perkebunan sawit, pabrik pengolahan sawit, oleokimia, biodiesel, pengepakan, hingga pemasaran minyak sawit (CPO). Wilmar memiliki 250 fasilitas pabrik produk-produk sawit di 20 negara, antara lain di Indonesia, Malaysia, Tiongkok, India, hingga Eropa. Di Indonesia, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan operasional.


Nalurinya sebagai seorang pengusaha yang tak pernah cepat berpuas diri, membuat Martua mulai mencari prospek bisnis lain yang menjanjikan keuntungan berlimpah. Ia kemudian tertarik untuk menjalani bisnis hilir (produk turunan) yang lebih bernilai jual tinggi.


Di tahun 1998, untuk pertama kalinya, Martua membangun pabrik yang memproduksi specialty fats. Dua tahun kemudian, ia meluncurkan produk konsumsi minyak goreng bermerek Sania dan Fortune yang diproduksi salah satu perusahaan operasional miliknya, PT Multimas Nabati Asahan. Di India, Wilmar menjual minyak goreng merek Fortune, Jubilee, Raag, Alpha, dan Aadhar. Sedangkan di Tiongkok mereknya Orchid, Gold Ingot, Hiaqi, dan Baihehua.


Tahun demi tahun, kerajaan bisnis Martua semakin membesar hingga pada akhirnya berhasil menjadi salah satu perusahaan agrobisnis terbesar di Asia yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Di sektor perkebunan, Wilmar memiliki kebun sawit yang tersebar di Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, perkebunannya berlokasi di Sumatra, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sedangkan di Malaysia tersebar di Sabah dan Serawak. Hingga 31 Desember 2008, Wilmar menguasai 500 ribu hektar kebun, sebanyak 200 ribu hektar sudah ditanami.


Wilmar juga memiliki pabrik pengolahan minyak sawit mentah yang berlokasi di sejumlah negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Tiongkok, India hingga Eropa. Di Riau, pada 2007, ia membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun.


Dari pabrik pengolahan, Wilmar kemudian mencampur dan mengemasnya dalam berbagai jenis produk akhir untuk dipasarkan kepada konsumen. Produk itu dijual terutama di tiga pasar besar dunia, yakni Indonesia, Tiongkok dan India, juga di Vietnam dan Bangladesh. Wilmar juga bermain di pabrik pupuk untuk menopang usaha perkebunannya. Jenis pupuk yang dihasilkannya adalah pupuk NPK.


Sejak 31 Desember 2005, Wilmar memiliki total lahan perkebunan kelapa sawit seluas 69.217 hektar, 65 pabrik, tujuh kapal tanker, total aset US$1,6 miliar, total pendapatan US$4,7 miliar, laba bersih US$58 juta, dan 20.123 karyawan. Wilmar mengekspor produk-produknya ke lebih dari 30 negara. Puncaknya, Martua mencatatkan Wilmar di Bursa Efek Singapura pada Agustus 2006 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2 miliar. Pada akhir Desember 2009, total pendapatan Wilmar mencapai US$23,9 miliar atau Rp220 triliun. Sedangkan, laba bersih perusahaan yang dihimpun mencapai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp17 triliun.


Berkat keberhasilan perusahaan itu, sosok Martua Sitorus makin menonjol di pentas bisnis global. Pada tahun 2006, majalah Forbes menempatkan suami Rosa Taniasuri Ong itu di urutan ke-14 dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Kekayaan bersihnya saat itu ditaksir mencapai US$475 juta. Palm Oil King atau Raja Minyak Kelapa Sawit, demikian julukan yang diberikan Forbes untuk Martua. Pada tahun 2008, ia melesat di posisi ke-2 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes Asia setelah Ketua Umum Partai Golkar, Politisi, Pengusaha Aburizal Bakrie. Pada tahun 2009, Martua menempati peringkat 522 terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan US$1,4 miliar.


Bisnis Martua pernah diperkirakan banyak pakar ekonomi bisa berkembang dengan cepat karena selain memang agresif, ia juga berhasil menangkap peluang terbukanya penjualan minyak kelapa sawit hasil produksi perusahaan-perusahaan perkebunan negara yang sebelumnya, pada Orde Baru, hanya dikuasai oleh salah satu grup konglomerasi di Indonesia.


Apalagi, karena bersifat ekspor, bisnis Martua tak terganggu oleh krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Hebatnya lagi, jika banyak perusahaan besar di Jakarta yang terkena krisis rata-rata harus memotong penghasilan karyawannya sebesar 2,5%, maka karyawan Wilmar justru memperoleh tunjangan krisis sebesar 2,5%.

Tokoh Lainnya

Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI