Menuju konten utama
Juananda Sutan Assin

Juananda Sutan Assin

Konsultan Pricewaterhouse Coopers (Pwc) (1984 - 1987)

Tempat & Tanggal Lahir

Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 11 Agustus 1960

Karir

  • Pemilik Lap Topper
  • Pemilik Bisnis Food And Beverages (Swasta) di Waterbom
  • Konsultan Pricewaterhouse Coopers (Pwc) (1984 - 1987)

Pendidikan

  • Jurusan Akuntansi di Connecticut State University (1984)

Detail Tokoh

Juananda Sutan Assin yang akrab disapa Nana adalah seorang pengusaha Indonesia kreativitas dan kejelian melihat peluang usaha. Ia sukses memproduksi dan memasarkan alas laptop yang diberi nama Lap Topper. Usaha tersebut ia mulai pada Desember 2007 dengan bendera PT Juara Radya Kencana dan modal awal sekitar Rp20 juta. Kini, hasil produksi usahanya telah diekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Swedia, Perancis, Spanyol, dan Australia.

Nana menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di Belgia dan lalu melanjutkan pendidikan tinggi jurusan akuntansi di Connecticut State University, Amerika Serikat. Setamat kuliah pada tahun 1984, ia bekerja di PricewaterhouseCoopers (PwC) yang digelutinya selama tiga tahun. Ia kemudian berkarier di dunia perbankan selama lima tahun. Selanjutnya, ia terjun ke dunia bisnis dengan membeli waralaba di bisnis food and beverages di Waterbom, Bali, namun hanya bertahan selama lima tahun karena kontraknya habis. Pada tahun 2007, ia memulai usaha alas laptop yang sukses dengan pabrik yang berlokasi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Nana lahir pada 11 Agustus 1960, putri dari Mansyur Sutan Assin, seorang guru besar endokrinologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dengan Mardiana Khatab. Ia mempunyai saudari kembar yang bernama Liliananda Sutan Assin dan saudari lainnya, Ika Sutan Assin dan Arlisty Sutan Assin. Juananda menikah dengan Ramelan Kosasih dan telah dikaruniai beberapa orang anak, yaitu Dyandra Parikesit, Putra Arqasha dan Dydra Nandira. Dalam sosial kemasyarakatan, Juananda didaulat menjabat bendahara pada Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta periode 2013-2018 yang dipimpin oleh Veronika Tan, istri gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Sejak empat tahun sebelum memulai bisnisnya, Nana sudah bisa memprediksi bahwa penggunaan laptop akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Atas dasar prediksi tren itu, Nana menuangkan ide untuk membuat bantalan laptop yang kini dikenal dengan merek lapTopper. Kebutuhan produk ini terus meningkat seiring pertumbuhan penjualan komputer jinjing atawa notebook.

Tidak banyak yang tahu, ide Nana membuat bantalan laptop itu bermula dari anaknya. Si anak kerap memangku laptop di atas paha. Ia sendiri selalu memangku laptop dengan alas buku jika berada di tempat tidur. Dari situlah Nana berpikir untuk menciptakan alas laptop yang trendi dan nyaman digunakan. Di tahun 2007, melalui bendera PT Juara Radya Kencana, Nana mulai mencoba membuat bantalan untuk alas laptop. Idenya, ia ingin membuat bantal penahan supaya laptop bisa kita pangku dengan nyaman.

Dengan modal tabungan sebanyak Rp 20 juta, Nana mulai membangun usaha alas laptop yang kemudian dinamai lapTopper. Saat ini, lapTopper lazim digunakan oleh beragam kalangan sebagai alas laptop. Bentuknya yang trendi membuat lapTopper banyak diminati. Selain dijual di pasar lokal, kini, Nana juga mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Swedia, Prancis, Spanyol, dan Australia.

Lahir dalam keluarga yang mengutamakan pendidikan, Nana terbiasa belajar dan bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Di tahun 1976 hingga 1979, ia dan saudara kembarnya, Lilian Sutan Assin, menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Belgia. Selulus SMA, ia hijrah ke Amerika Serikat, berkuliah di jurusan akuntansi Connecticut State University. Sejatinya, istri Ramelan Kosasih ini sangat menyukai hal-hal yang berkait dengan matematika. Ia juga menyukai dunia desain interior. Sayang, ketika hendak memilih jurusan ini, ia harus kecewa lantaran tak ada matematika dalam mata kuliahnya. Ia lantas memilih akuntansi sebagai jurusan kuliah utamanya.

Lulus kuliah di tahun 1984, Nana bekerja sebagai konsultan di PriceWaterhouse Coopers (PwC). Ia bertahan selama tiga tahun sebelum menjajal karier barunya di dunia perbankan. Ia bertahan hingga lima tahun sebelum membeli waralaba di bisnis food and beverages di Waterbom, Bali. Sayang, bisnisnya hanya bertahan lima tahun, sampai kontrak selesai. Di 2007, ketika bisnisnya meredup, Nana mulai melihat peluang berbisnis alas laptop. Ia lantas memutar modal. Ibu tiga anak ini menggunakan modal Rp 20 juta untuk membeli mesin jahit. Selanjutnya, ia merekrut dua tukang jahit untuk mengerjakan desain bantalan. Sisa uang ia pakai buat membeli material seperti kayu, busa, dan kain pelapis.

Ide produk alas laptop ini sebenarnya tidak murni dari Nana. Ia pernah melihat alas laptop serupa ketika berkuliah di Amerika Serikat (AS). Hanya, bantalan laptop yang ia lihat tersebut menggunakan bahan baku plastik. Nana lantas mencoba berinovasi dengan menggunakan butiran styrofoam sebagai isian bantal alas laptopnya. Awalnya tidak mudah. Ia harus mencoba dengan pelbagai desain sampai tiga bulan lamanya. “Saya bolak-balik mengubah desain lebih dari 10 kali,” akunya.

Setelah yakin dengan desain terbaiknya, Nana membawa 50 lapTopper untuk dipamerkan di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Dari sini, pesanan mulai berdatangan. Ia tak menyangka, animo masyarakat sangat tinggi. Nana sempat kewalahan memenuhi permintaan. Di pasar, lapTopper sangat mudah dikenali lantaran bahan katunnya berkualitas bagus. Bentuknya juga unik lantaran menyerupai huruf U yang pas ditaruh di pinggang. Bentuk dan motif kayunya macam-macam, malah ada kipas yang membantu sirkulasi udara laptop.

LapTopper mempunyai reseller di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Kini, Nana mampu memproduksi hampir 2.000 unit lapTopper tiap bulan. Omzet usahanya mencapai lebih dari Rp200 juta per bulan. Melihat harga laptop yang sudah mencapai Rp4 jutaan per unit, Nana yakin, aksesori laptop seperti produknya akan tetap diminati.

Tokoh Lainnya

Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat