Menuju konten utama
Jopinus Ramli Saragih

Jopinus Ramli Saragih

Bupati Kabupaten Simalungun (2010 - 2015)

Tempat & Tanggal Lahir

Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 10 November 1968

Karir

  • Presiden Komisaris RS Efarina Etaham Grup
  • Bupati Kabupaten Simalungun (2010 - 2015)

Detail Tokoh

Setelah melalui perdebatan cukup panas, akhirnya pleno penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Simalungun berakhir pada Rabu 17 Februari 2016 pukul 23.30 WIB. Pleno tersebut menetapkan pasangan calon (paslon) JR Saragih-Amran Sinaga sebagai peraih suara terbanyak, yakni 120.860 suara atau 34,74 persen, unggul 8 persen dari pesaing terdekat, Paslon TPS-Syah, yang meraih 92.454 suara atau 26, 57 persen. Hal ini menandai JR Saragih kembali terpilih memimpin Kabupaten Simalungun setelah sebelumnya menjabat pada 2010-2015.

Jopinus Ramli Saragih atau yang lebih dikenal dengan JR Saragih, menghabiskan masa kecilnya dalam masa-masa yang sulit. Ia lahir di Medan pada 10 November 1968. Saat masih belum genap berumur 1 tahun, ayahnya tutup usia. Kemudian Saragih dititipkan kepada neneknya yang tinggal di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Kasih sayang seorang nenek dirasakan Saragih hingga ia mengenyam pendidikan kelas IV sekolah dasar. Ia pun memutuskan meninggalkan Raya untuk melanjutkan sekolah di Kutabaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Tanah Karo.

Tempaan hidup dan kenyataan yang dihadapi mengharuskan JR Saragih memenuhi kebutuhan hidup secara berdikari. Namun ia tidak menyerah. Ia sadar, pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan. Demi melanjutkan pendidikannya itu, Saragih harus bekerja serabutan untuk membayar biaya sekolahnya. Banyak pekerjaan yang sudah dia lakoni. Menyemir sepatu, menjadi kernet bus Simas dan Sepadan ia jalani dengan keteguhan hati. Pada tahun 1984, pendidikan SMP berhasil ia tamatkan dari sekolahnya di Kutabaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Tanah Karo. Ia pun memutuskan merantau ke Jakarta, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi pada tahun 1984.

Di Ibukota, J.R.Saragih tinggal di rumah abangnya yang tertua selama enam bulan. Kemandirian yang telah tertanam sejak belia, menjadikan Saragih mengambil keputusan untuk hidup mandiri. Ia pun untuk memilih untuk indekos di Jakarta dan melanjutkan pendidikan ke SMA-1 Prasasti di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat. Lagi-lagi, untuk mencukupi kebutuhan dan biaya sekolahnya Saragih bekerja serabutan. Pekerjaan sebagai buruh galian pasir pernah ia lakoni sepulang sekolah. Kehidupannya yang keras membuat Saragih mudah terketuk hatinya atas penderitaan orang lain. Pada satu kesempatan, ia bertamu ke pendopo kabupaten dan berbincang akrab dengan Bupati Purwakarta yang saat itu dijabat Bunyamin Dudih. Saragih memperkenalkan diri seraya menjelaskan bahwa hatinya terketuk untuk ikut membantu kesulitan warga Purwakarta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Ia ingin memberikan andil secara nyata, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau pada mereka.

Ide cemerlang Saragih tersebut disambut baik petinggi Pemerintah Daerah di Purwakarta. Gaji Saragih di Tentara National Indonesia (TNI) dijadikan modal untuk usaha memulai usaha klinik kesehatan di tahun 2000. Usaha di bidang kesehatan itu kemudian berkembang. Secara bertahap ia bisa membeli tanah seluas 770 meter persegi untuk pengembangan klinik itu. Niatan awal hanya untuk membantu warga masyarakat Purwakarta, ternyata berkembang tanpa diduga. Inilah fondasi awal J.R.Saragih fokus untuk terjun menekuni bisnis di sektor kesehatan.

Berdirinya Rumah Sakit Efarina (Etaham) yang berada di Jalan Bungur Nomor 1 Purwakarta adalah cikal bakal perkembangan bisnisnya. Tahun 2008, RS Efarina Etaham memperoleh akreditasi RS tipe A dengan total karyawan berjumlah sekitar 300 orang, 120 orang di antaranya adalah dokter.

Selanjutnya, Saragih juga membidani lahirnya Akademi Keperawatan Efarina Etaham yang juga berada di Kabupaten Purwakarta. Tujuannya adalah untuk mendorong percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga perawat. Khususnya untuk RS Efarina Etaham ataupun rumah sakit lain. Keyakinan bahwa pendidikan menjadi kunci utama bagi perubahan diwujudkan secara nyata dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan pada tahun 2011.

Hidup sukses dan sejahtera di tanah Parahiyangan rupanya belum cukup untuk Saragih. Ada semacam kegelisahan sebagai seorang putera asli Sumatera Utara yang dia rasakan perihal perkembangan tanah leluruhnya itu. Pembangunan tanah Jawa yang ia saksikan demikian pesat, tidak selaras dengan perkembangan yang ia lihat di tanah kelahirannya. Nuraninya merasa terpanggil untuk  membangun Simalungun, tempat ia ditempa menjadi pribadi tangguh saat kecil, dengan budaya dan karakteristik Sumatera Utara yang dikenal tangguh dan pekerja keras.

Hal itulah kemudian mendorong dirinya untuk bertarung di tahun 2010 di arena Pilkada Kabupaten Simalungun, berpasangan dengan Hj.Nurhayaty Damanik. Saragih pun terpilih menjadi Bupati Simalungun periode 2010-2015.

Tokoh Lainnya

Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan