Menuju konten utama
Ignatius Joseph Kasimo

Ignatius Joseph Kasimo

Menteri Kementerian Pengadaan Pangan (1948 - 1950)

Tempat & Tanggal Lahir

Yogyakarta pada 10 April 1900, 10 April 1900

Karir

  • Aspirant Landbouw Consultant Departemen Pertanian KOlonial (1921 - 1921)
  • Guru Sekolah Pertanian Klaten (1922 - 1931)
  • Anggota Volksraad (Dewan Rakyat) (1931 - 1942)
  • Menteri Kementerian Pengadaan Pangan (1948 - 1950)

Pendidikan

  • Middelbare Landbouw School (sekolah Pertanian Menengah) Bogor (1919 - 1921)
  • Kweekschool (Sekolah Guru) Muntilan (1912 - 1919)
  • Sekolah Ongko Loro (SD) Yogykarta (1908 - 1912)

Detail Tokoh

Kasimo adalah politisi Katolik di era pergerakan nasional dan setelah kemerdekaan. Di masa kolonial dia adalah anggota Volksraad (Dewan Rakyat) yang membela kepentingan orang Indonesia, tak hanya Katolik saja. Di era kemerdekaan, dia pernah menjadi Menteri Pengadaan Pangan di awal-awal kemerdekaan. Sebelum jadi politisi, Kasimo pernah sebentar bekerja di Departemen Pertanian Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tengah tahun 1921. Jabatannya Aspirant Landbouw Consultant (pembantu penasehat perkebunan).

Gaji pertamanya, cukup besar di masa itu untuk orang muda, 100 Gulden tiap bulan. Dia ditempatkan perkebunan karet milik negara Merbuh, kabupaten Kendal. Namun dia berhenti karena dekat dengan kaum buruh. Dia lalu bekerja sebagai guru di Sekolah Pertanian Tegalgondo, Klaten.

Semula Kasimo bergabung dengan Perkoempoelan Politik Katolik Djawi (PPKD), yang berafiliasi dengan Partai Katolik Hindia alias Indische Katholieke Partij (IKP). Di tahun 1924, dia menjabat ketua PPKD hingga 1960. PPKD pun berubah menjadi partai setelah lepas dari pengaruh IKP pada 22 Februari 1925. 

Tahun 1930, diputuskan Perkoempoelan Politik Katolik Djawa berubah nama menjadi Perkoempoelan Politik Katolik Indonesia(PPKI). Tahun 1931, Kasimo terpilih sebagai anggota Volksraad hingga 1942. Kasimo satu garis dengan orang-orang Nasionalis di Volksraad, membela kepentingan orang-orang Indonesia.

Suatu ketika—sebelum liburan puasa tahun 1912—Sekolah Ongko Loro kampung Gading kedatangan Romo Frans van Lith. Saat itu Kasimo duduk dikelas IV. Romo van Lith—seorang kepala Kweekschool (Sekolah Guru) di Muntilan—sedang mencari murid untuk sekolahnya yang sepi kekurangan murid. Belakangan, Kasimo yang Muslim pun jadi Katolik. Nama baptis-nya Ignatius Joseph. Kasimo meninggal Kweekschool Muntilan diakhir kelas V tanpa meraih ijazah. Kasimo lalu melanjutkan ke Middelbare Landbouw School (sekolah Pertanian Menengah) di Bogor.

Suatu kali, Kasimo membaca Katholieke Maatschappijleer (ajaran sosial katolik) karangan Imam Karmelit Dr Llovera. Hadiah dari Romo L. Von Rijkevorsel. Buku itu mengutip kalimat: " setiap bangsa mempunyai hak untuk mencapai kemerdekaandan persatuan," dari Ferari dalam Il Papolo. Kalimat itu menginspirasi besar bagi Kasimo.

Tokoh Lainnya

Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar