Tempat & Tanggal Lahir
Pidie, Aceh, Indonesia, 15 Oktober 1951
Karir
- Anggota DPR-RI
Detail Tokoh
Drs.Tgk.H.Ghazali Abbas Adan adalah seorang politikus handal Aceh dan pernah 2 periode duduk sebagai wakil rakyat Aceh di DPR RI. Pria kelahiran Pidie 15 Oktober 1951 menjadi Senator setelah pada pemilihan umum 2014 lalu mengantongi 144.505 suara di Provinsi Aceh.
Sebagai politisi Ghazali Abbas mempunyai misi untuk memajukan Aceh, hal tersebut tertuang dalam bukunya dengan judul Konsistensi Ghazali Abbas Adan untuk hak asasi manusia, demokrasi dan "Kemerdekaan" Acehm secara umum, buku yang diterbitkan Adnin Foundation Publisher itu berisi kliping berita, tulisan, dan catatan media massa tentang konsistensi seorang Ghazali Abbas Adan dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, dan ‘kemerdekaan’ hidup bangsa (dalam artian sosiologis) Aceh.
Dalam catatan penerbit, buku ini dijelaskan sebagai bagian dari pencatatan sejarah perjalanan Aceh dari masa Darurat Operasi Militer hingga kondisi Aceh masa kini. Bedanya, buku ini menempatkan Ghazali Abbas sebagai sentral dari sejumlah kejadian pada masa-masa itu.
Secara umum, buku setebal 1692 halaman itu –bahkan dalam kelakar seorang pembedah, disebut bisa menjadi bantalan tidur- dibagi dalam 10 bagian. Setiap bagian mempunyai sub bab sendiri yang dipecah dengan judul yang lebih spesifik lagi.
Kesepuluh bagian buku itu yakni: bagian pertama berisi sosok dan karakter Ghazali Abbas Adan. Kemudian bagian kedua tentang Aceh dalam dan sesudah era DOM serta tragedi kemanusiaan. Bagian ketiga tentang tokoh Aceh yang menjadi korban konflik, bagian keempat lika-liku jeda kemanusiaan pada pertengahan tahun 2000, serta bagian kelima tentang Aceh pada masa darurat militer hingga penetapan darurat sipil.
Selanjutnya bagian enam berisi tentang HAM dan demokrasi, bagian tujuh tentang proses kesepakatan damai dan MoU Helsinki. Bagian delapan soal “kemerdekaan” Aceh, bagian kesembilan tentang Hasan Tiro dan amanat di pengujung hayatnya, serta bagian kesepuluh tentang ketetapan-ketetapan MPR yang berkaitan dengan penyelesaian konflik Aceh. Pada bagian akhir, turut disertakan nazam-nazam yang pernah dikarang Ghazali terkait dengan kondisi aktual Aceh, termasuk nazam Aceh Lam Bala seperti yang bait pembukanya dikutip pada bagian atas tulisan ini.
Pun dengan ketebalan yang mencapai lebih dari 1600 halaman, Asnawi sebagai pe-rebiew buku justru menilai itulah kekhasan buku tentang Ghazali Abbas itu. “Buku ini kalau mau disingkat bisa diringkas dalam tiga hal: tegaknya HAM, demokrasi, dan kemerdekaan Aceh. Kalau mau disingkat lagi, cukup satu kata: merdeka,” katanya.
Senator yang telah dikaruaniai 5 orang anak ini merupakan sosok yang kritis, dia tak segan memberikan kritik kepada siapa saja baik di Aceh maupun di Jakarta. “Prinsip hidup saya itu seperti dalam sebuah hadist Rasulullah, khairukum anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya,” kata Ghazali. Terhadap resiko yang muncul dari pernyataannya, ia mengaku tak pernah risau dan tak pernah memikirkannya.