Menuju konten utama
Eko Hendro Purnomo

Eko Hendro Purnomo

Anggota Komisi IV DPR RI (2014 - 2019)

Tempat & Tanggal Lahir

Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia, 30 Desember 1970

Karir

  • Anggota Komisi IV DPR RI (2014 - 2019)

Detail Tokoh

Eko Hendro Purnomo punya nama beken: Eko Patrio. Tokoh ini dulunya terkenal sebagai pelawak, namun sejak 2009, ia lebih banyak aktif sebagai anggota DPR dari partai Amanat Nasional. Eko Patrio menjadi anggota DPR-RI selama 2009-2014.

 
Seperti namanya, Eko terkenal sebagai komedian yang tergabung dalam kelompok lawak Patrio. Kelompok ini sempat sukses membawakan acara “Ngelaba” di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).


Sebelum menjalani karir sebagai elemen Patrio di stasiun televisi, Eko bersama dua sahabatnya, Tejo dan Jejen menjalankan sebuah grup lawak semasa mereka masih di bangku sekolah menengah atas. Grup itu diberinya nama Seboel: Sekelompok Bocah Eling.

 
Kemampuan lawak Eko Patrio terasah bersama grup ini. Bersama grup ini pula, Eko Patrio berhasil menyabet juara lawak di radio. Pemenang utama dalam ajang lawak radio itupun memiliki jalan untuk berkenalan dengan kelompok lawak sohor: Warkop DKI. Waktu itu, grup Warkop DKI beranggotakan Dedi Gumelar (Mi'ing Bagito), Ulfa Dwi Yanti, Akri dan Parto, sedangkan aktor utamanya ialah Dono, Kasino, dan Indro.


Malang, grup lawak Seboel kemudian mengalami masalah: Tejo dan Jejen mengundurkan diri. Agar kelompoknya bisa tetap eksis, Eko Patrio lantas menggandeng Akri dan Taufik Savalas.


Tapi tak berapa lama kemudian, grup bentukannya ini pecah lagi. Taufik Savalas memilih bersolo karir di dunia hiburan. Maka, Eko Patrio memutuskan untuk membubarkan grup dan kembali ke bangku sekolah. Eko Patrio meneruskan pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta.

 
Setelah lulus dari Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta itulah, Eko Patrio reunian dengan Akri, lalu keduanya ditambah Parto, membentuk grup lawak bernama Patrio. Mereka sukses melambungkan nama Patrio dan juga diapresiasi sebagai komedian papan atas Indonesia.

 
Seiring berjalannya waktu, grup lawak ini jarang terlihat lagi di stasiun televisi. Rupanya, Akri dan Parto memilih berkarir sendiri sendiri, begitu pula dengan Eko yang semakin dekat dengan partai politik. Ketertarikan Eko Patrio pada dunia politik dimulai dari berkenalan dengan salah seorang anggota Partai PAN. Ia pun mengajukan diri menjadi calin anggota legislatif berpayung pada partai berbendera biru tersebut.


Dalam pencalonan, Eko Patrio memperoleh nomor urut satu. Ia menjadi calon anggota legislatif untuk daerah pemilihan Jawa Timur 8: Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Mojokerto.. Eko Patrio kemudian berhasil masuk Senayan, menjadi anggota DPRI RI. Profesinya sebagai komedian pun ditinggalkannya.

 
Pada pemilihan umum legislatif tahun 2014, Eko Patrio kembali mencalonkan diri kembali menjadi anggota DPR RI. Ia pun lolos lagi ke Senayan dengan perolehan suara sekira 64 ribu surat suara di daerah pemilihan Jawa Timur dapil 8. Ia juga memperoleh 133 ribu surat suara untuk partai.

 
Soal keterpilihannya, Eko mengaku diuntungkan oleh profesinya yang memungkinkan ia kerap masuk televisi. Wajahnya sudah dikenal masyarakat luas, sehingga mereka mengetahui seperti apa dirinya.

 
Faktor kinerja selama lima tahun juga menambah poin plus lainnya. Ia percaya, masyarakat memiliki kecerdasan dan sudah pintar dalam menilai wakil rakyat pilihannya. Mereka tahu cara memberi punishment dan reward untuk anggota dewan, ungkap Eko Patrio.

 
Sebelum mencalonkan diri, Eko meyakinkan bahwa memahami terlebih dahulu daerah pemilihannya amat penting. Alasannya karena kelak daerah yang disasar itulah yang akan diwakili di Senayan, sehingga ia perlu melakukan pendekatan diri terhadap isu daerah dan memetakan peramasalahan-permasalahan daerah pemilihannya.

 
Saran Eko Patrio tentunya bukan saran isapan jempol belaka. Anggota legislatif ini sudah berpengalaman di bidang politik sejak 2005. Ia pernah aktif di perkumpulan dan asosiasi pekerja seni dan produser acara televisi.

 
Peran serta Eko Patrio di luar bidang politik seperti menjadi Ketua Bidang di Persatuan Seniman Komedi Indonesia sejak 2005 dan Ketua Bidang Acara di Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) sejak 2007 memberinya pandangan-pandangan menarik menganai permasalahan sosial dan lingkungan.

 
Di DPR-RI periode 2014-2019, Eko Patrio menempati Komisi IV. Eko Patrio sempat melontarkan pendapat bahwa pemerintah belum sepenuhnya mendukung industri kreatif memperoleh akses pasar lebih luas. Ia menilai, pembiayaan untuk industri kreatif belum banyak dilakukan untuk menangani bidang produksi, selama ini pembiayaan justru jatuh ke hal-hal yang lebih konsumtif sifatnya.

 
Pemeran film ‘Bangun Pagi dong Lupus’ ini juga menuntut pemerintah memberikan perhatian lebih pada pelaku seni. Selama ini, ia menyaksikan, pemerintah hanya membuka pameran namun tidak memberikan akses luas bagi para pelaku seni. Misalnya dengan menambah pusat-pusat berkegiatan seni, menambah biaya untuk produksi seni, dan lain sebagainya.

 
Eko juga menambahkan perlindungan untuk para pekerja seni, terkait asuransi dan jaminan hari tua juga penting untuk diberikan. Semua itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Komisi 10 dengan Mendikbud pada 29-30 Juni 2015.

Tokoh Lainnya

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif