tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menganggap kasus dugaan penyebaran hoaks dengan tersangka Ratna Sarumpaet masih bisa memberi imbas kepada dinamika politik jelang pemilu 2019.
Pengamat LSI Denny JA Ikrama Masloman menganggap efek dari kasus itu bisa muncul lagi di masa depan. Akan tetapi, efek yang akan muncul tergantung dari hasil penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian.
"Daya ledaknya [isu hoaks Ratna] masih lebih tinggi dari isu lain. Kalau kita lihat 50 persen publik tahu kasus ini," kata Ikrama di kantornya, Selasa (23/10/2018).
Kasus hoaks yang melibatkan Ratna terbukti berdampak pada meningkatnya sentimen negatif terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pernyataan itu terlihat dari survei LSI Denny JA pada 10-19 Oktober 2018 dengan metode interview menggunakan kuesioner. Hasil survei menunjukkan, 17,9 persen responden menjadi lebih tidak mendukung Prabowo-Sandiaga pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet mengemuka.
"Saya pikir ketika investigasi ada temuan baru, kejutan lain, tentu ada dinamika dukungan," kata Ikrama.
"Misalnya [temuan penyidik] tidak ada hubungan Ratna Sarumpaet dengan pemenangan Prabowo tentunya akan menghilangkan sentimen negatif terhadap Prabowo. Tetapi kalau diketahui kasus Ratna menyeret banyak pihak yang terlibat dalam Ratna tentu ada efek negatif."
Survei yang dilakukan LSI Denny JA ini menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.200 responden. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen.
Kegiatan itu dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia. Survei juga dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan interview mendalam. Pendanaan survei diakui berasal sendiri dari LSI Denny JA.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora
