tirto.id - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menanggapi hasil survei lembaga Indikator Politik yang menyebut bahwa, partai itu tidak solid mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di pemilu presiden 2019.
Menurut Romi, belum solidnya massa PPP menjadi pekerjaan rumah yang akan segera ia selesaikan. Ia memiliki alasan kenapa soliditas PPP untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf belum ada hingga kini.
"Ya memang PPP pada pemilu 2014 lalu mengusung Pak Prabowo, sehingga pekerjaan rumah kami untuk memindahkan dan memperbesar jumlah pendukung Pak Jokowi di PPP. Tapi dari sisi mayoritas, sudah mayoritas mendukung pak Jokowi," ujar Romi di kawasan Pondok Gede, Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Berdasarkan survei Indikator Politik pada 1-6 September 2018, Pemilih PPP yang hendak memilih Jokowi-Maruf ada 48,9 persen. Survei menemukan ada 44,4 persen pemilih PPP yang hendak memberi suara ke Prabowo-Sandi. Kondisi itu semakin parah karena 47 persen pemilih PPP tidak tahu partainya mengusung siapa di Pilpres 2019.
Pemilih Golkar pun berperilaku demikian. Sebanyak 45 persen pemilih Golkar tidak mengetahui capres-cawapres yang diusung partai berlambang beringin itu. Sebanyak 36 persen pemilih Golkar mengaku memilih Prabowo-Sandiaga, padahal sikap resmi partai adalah bergabung ke petahana.
"Memang dari satu survei ke survei yang lain jumlahnya berbeda-beda. Adalah tugas kami, dan saat ini kami berkumpul kepada beliau kesungguhan kami, dan menerima masukan dari Pak Jokowi apa-apa saja yang sudah menjadi keberhasilan pemerintah yang bisa disosialisasikan oleh caleg PPP sebagai frontliner kemenangan Pak Jokowi," kata Romi.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo
