Kerusakan Akibat Gelombang Tsunami Banten Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (23/12) pukul 07.00, korban meninggal 43 orang, 2 orang hilang, dan 584 lainnya luka-luka.
Fotografer:
Andrey Gromico Terbit 23 Dec 2018 17:16 WIB,
Diperbarui 24 Dec 2018 13:18 WIB
Sebuah mobil dan bangunan rumah hancur akibat diterjang gelombang tsunami yang terjadi di sekitar garis pantai Banten pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico Suasana pasca tsunami di kawasan Banten, Minggu (23/12). Peristiwa tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) pada pukul 21.27 WIB itu mengakibatkan sejumlah kerusakan dan korban jiwa. ANTARA FOTO/ Dian Triyuli Handoko/Adm/hp. Warga yang mencari sisa-sisa barang miliknya di depot rumah makan yang diterjang gelombang tsunami di Karang Bolong, Anyer, Banten pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico Warga menyelamatkan sebuah pendingin makanan di sebuah depot rumah makan yang hancur akibat diterjang gelombang tsunami di Karang Bolong, Anyer, Banten pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico Sebuah eskavator dan warga sekitar mengevakuasi di beberapa rumah yang hancur akibat terjangan gelombang tsunami di sekitar garis pantai Banten dan Anyer, pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico Sebuah mobil dan bangunan rumah hancur akibat diterjang gelombang tsunami yang terjadi di sekitar garis pantai Banten pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico Seorang warga berdiri di atas reruntuhan bangunan yang hancur akibat terjangan gelombang tsunami di sekitar Karang Bolong, Anyer, Banten pada Minggu (23/12/18). tirto.id/Andrey Gromico 58 jenazah korban tsunami yang telah dievakuasi di Puskesmas Carita, Banten, Minggu (23/12/2018). Tirto.id/ Andrey Gromico Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018). ANTARA FOTO/HO-Susi Air/foc. Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018). ANTARA FOTO/HO-Susi Air/foc. Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut). ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras. Kondisi kawasan resort Tanjung Lesung pasca tsunami, Banten, Minggu (23/12/2018). sebagian besar korban tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Panimbang, adalah para penonton band Seventeen. tirto.id/Andrey Gromico Kondisi kawasan resort Tanjung Lesung pasca tsunami, Banten, Minggu (23/12/2018). sebagian besar korban tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Panimbang, adalah para penonton band Seventeen. tirto.id/Andrey Gromico Pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.30 WIB, masyarakat sekitar Pantai Anyer dan Lampung Selatan dikagetkan dengan air laut yang naik dan menerjang bangunan di sekitar pantai. Kejadian ini bersamaan dengan angin kencang. BMKG menyebut tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau. Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (23/12) pukul 07.00, korban meninggal 43 orang, 2 orang hilang, dan 584 lainnya luka-luka. Sedangkan kerugian fisik, meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pendataan masih terus dilakukan. FOTO: tirto.id/Andrey Gromico & Antara Foto
Fotografer: Andrey Gromico