Kecelakaan Kereta New Jersey Akibatkan Ratusan Terluka

tirto.id - Kereta transit New Jersey nomor 1614 yang mengarah ke selatan dari Spring Valley, New York, tergelincir keluar rel sekitar pukul 8.45 pagi waktu setempat saat puncak jam sibuk. Setelahnya, kereta itu lantas menabrak Stasiun Hoboken, stasiun yang digunakan oleh banyak komuter menuju Manhattan dari New Jersey.

Menurut pengakuan Michael Larson, karyawan New Jersey Transit, kereta datang dengan kecepatan tinggi, lalu keluar dari jalur rel, dan meluncur sejauh 40 kaki sebelum menabrak ruang tunggu. “Saya tidak dapat mempercayai apa yang saya lihat,” kata Larson yang celananya ternoda oleh darah korban. “Mulanya suara ledakan yang kencang terdengar, lalu kereta yang terbang menghantam stasiun dari balik debu tebal.” Larson menambahkan, ia melihat para penumpang menendang kaca jendela agar dapat keluar.

Salah satu korban bernama Maria (40 tahun) mengalami cedera di bagian kakinya. Ia menceritakan bagaimana dirinya dan penumpang lain sangat ketakutan ketika kecelakaan mengenaskan itu terjadi. “Perempuan yang duduk di samping saya sangat baik, dia enggan pergi sampai yakin saya baik-baik saja,” ujar Maria sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Dalam kecelakaan kereta ini, satu orang dilaporkan tewas. Korban yang meninggal dalam peristiwa itu ialah seorang perempuan yang tertimpa kolom penyangga atap saat sedang menunggu di terminal.

Sementara itu, dari total 250 penumpang dalam kereta, Gubernur New Jersey Chris Christie mengatakan ada 108 korban terluka. Terkait penyebab kecelakaan, Christie menjawab tidak akan berspekulasi dan hanya menjelaskan bahwa kereta datang pada tingkat kecepatan yang terlalu tinggi.

Korban terluka sudah dibawa ke dua rumah sakit di Universitas Hoboken dan di kota New Jersey. Polisi mengatakan tiap rumah sakit menangani 40 pasien rawat jalan, dengan 10 korban yang dirawat di ruang gawat darurat Hoboken, delapan di kota New Jersey.

Gilbert Salgado yang bekerja di rumah sakit New Jersey mengatakan ada beberapa pasien yang terpaksa dirawat di ruang kafetaria. “Kami harus menutup kafetaria karena tidak cukupnya ruang bagi para korban.”