tirto.id - Jenazah Probosutedjo telah selesai dimandikan dan disalatkan di Rumah Duka, Jalan Diponegoro nomor 20, Menteng, Jakarta Pusat. Rencananya, adik dari Presiden kedua RI, Soeharto, itu akan diberangkatkan ke Yogyakarta sore nanti.
Rifan, karyawan PT Kemboja Sejahtera, yang mengurus jenazah Probo mengatakan bahwa jenazah akan diberangkatkan ke Yogya menunggu pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma pukul 15.30 WIB.
Dari rumah duka, jenazah tersebut akan diantar mobil Alphard berplat nomor B 877 LO milik Yayasan Kamboja Sejahtera. Peti mati berwarna putih serta kayu yang telah digunakan untuk nisan juga telah disiapkan di mobil tersebut.
Menurut Rifan, jasad Probosutedjo dimandikan pada sebuah pendopo di kebun belakang rumah duka yang asri. Jasad dimandikan oleh ustaz Syaiful dari Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal, Jakarta, yang juga memimpin salat jenazah di rumah tersebut.
Sejak pukul 10.00 WIB, beberapa pejabat, politisi dan pengusaha mengunjungi rumah duka bergenteng merah tersebut untuk melayat. Beberapa di antaranya Meutia Hatta, Tri Sutrisno, Siti Hardiyanti Rukmana atau mbak Tutut, Gatot Nurmantyo, serta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Selain itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga hadir sekitar pukul 11.40 WIB, menggunakan kendaraan wakil presiden berplat RI 2. Tak lama, istrinya, Mufidah Kalla juga tiba di lokasi.
Probosutedjo lahir pada 1 Mei 1930 di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Dia merupakan salah satu pendiri Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia dan tercatat sebagai seorang pengusaha sukses di Indonesia.
Semasa hidupnya, Probosutedjo pernah menjabat Direktur Utama PT Menara Hutan Buana serta memiliki Yayasan Menara Bhakti dan Universitas Mercu Buana.
Menurut JK, Probosutedjo adalah sosok pengusaha yang ulet dan menjadi penyambung silaturahmi para pengusaha nasional.
JK mengaku telah lama kenal dengan Probo sejak masih jadi pengusaha. "Yang bisa diteladani dari beliau adalah keteguhannya, keteguhannya bagaimana mendekatkan rekan-rekan pengusaha-pengusaha nasional, pribumi," ujarnya sebelum meninggalkan rumah duka.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri
