Keresahan dan kekhawatiran menyelimuti jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mereka khawatir tidak bisa beribadah dengan khusuk. Lantaran keberadaan gereja mereka di RT 014 RW 04 Kelurahan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ditolak oleh sebagian kelompok masyarakat.
Kekhawatiran mereka akhirnya menjadi kenyataan. Pada 27 September lalu, gereja mereka disegel. Penolakan muncul dari warga agar jemaat tidak beribadah di situ. Spanduk penolakan gereja dan larangan beribadah dipasang di pagar depan gereja. Mereka menilai, GBKP tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk tempat ibadah, melainkan hanya IMB untuk rukan (rumah kantor). Akhirnya, pada 30 September lalu Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi memberikan surat imbauan untuk menghentikan kegiatan ibadah di GBKP Pasar Minggu.
Pada Minggu pagi, (9/10), Para jemaat GBKP Pasar Minggu sudah tidak melakukan kegiatan ibadah di gereja mereka yang sudah dibangun sejak 24 September 1995. Mereka melaksanakan ibadah di kantor Kecamatan Pasar Minggu, Tepatnya di ruang serba guna lantai empat. Disitu para jemaat melaksanakan ibadah tanpa ada protes dari kelompok masyarakat. Namun, Mereka tidak tahu sampai kapan mereka bisa beribadah di gereja mereka sendiri. Mereka beribadah di Kantor Kecamatan Pasar Minggu sampai pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadah selesai.
Para Jemaat berharap, pengurusan IMB tidak rumit dan berlarut-larut sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi mereka. Jika gereja mereka harus direlokasi, lokasi yang diberikan tidak menimbulkan masalah yang sama pada masa mendatang. Para jemaat GBKP hanya ingin melaksanakan ibadah dengan khusuk dan tenang.
Foto dan Teks: Andrey Gromico
Kekhawatiran mereka akhirnya menjadi kenyataan. Pada 27 September lalu, gereja mereka disegel. Penolakan muncul dari warga agar jemaat tidak beribadah di situ. Spanduk penolakan gereja dan larangan beribadah dipasang di pagar depan gereja. Mereka menilai, GBKP tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk tempat ibadah, melainkan hanya IMB untuk rukan (rumah kantor). Akhirnya, pada 30 September lalu Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi memberikan surat imbauan untuk menghentikan kegiatan ibadah di GBKP Pasar Minggu.
Pada Minggu pagi, (9/10), Para jemaat GBKP Pasar Minggu sudah tidak melakukan kegiatan ibadah di gereja mereka yang sudah dibangun sejak 24 September 1995. Mereka melaksanakan ibadah di kantor Kecamatan Pasar Minggu, Tepatnya di ruang serba guna lantai empat. Disitu para jemaat melaksanakan ibadah tanpa ada protes dari kelompok masyarakat. Namun, Mereka tidak tahu sampai kapan mereka bisa beribadah di gereja mereka sendiri. Mereka beribadah di Kantor Kecamatan Pasar Minggu sampai pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadah selesai.
Para Jemaat berharap, pengurusan IMB tidak rumit dan berlarut-larut sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi mereka. Jika gereja mereka harus direlokasi, lokasi yang diberikan tidak menimbulkan masalah yang sama pada masa mendatang. Para jemaat GBKP hanya ingin melaksanakan ibadah dengan khusuk dan tenang.
Foto dan Teks: Andrey Gromico
