tirto.id - Film KKN di Desa Penari Extended akan hadir di seluruh bioskop Indonesia pada akhir tahun ini yaitu mulai 29 Desember 2022. Film KKN di Desa Penari merupakan salah satu film genre horor dengan jumlah penonton terbesar sepanjang 2022.
Film ini telah mendapat perhatian masyarakat dengan 9,2 Juta penonton sejak tayang di bioskop. Produser MD Pictures Manoj Punjabi akan menghadirkan kembali film KKN di Desa Penari dalam versi yang lebih panjang dengan judul KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni.
Melalui akun Instagram @kknmovie, poster film versi extended telah diunggah. Menurut produsernya, film ini akan hadir dengan durasi lebih lama 40 menit.
Adanya tambahan dalam film ini untuk menjawab pertanyaan yang dimuat di Twitter “KKN Di Desa Penari” mengenai kisah Widya dan rekan-rekannya yang tidak ada di film.
Durasi tambahan sekitar 40 menit ini, sebanyak 30 persen merupakan adegan yang harus melakukan syuting ulang. Film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni dibintangi Tisa Biani Azzahra, Adinda Thomas, dan Achmad Megantara.
Sinopsis KKN di Desa Penari
Film KKN di Desa Penari mengisahkan enam mahasiswa yang melaksanakan KKN di sebuah desa terpencil.
Enam mahasiswa itu adalah Nur (Tissa Biani), Widya ( Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy) dan Wahyu (M Fajar Nugraha).
Mereka tidak pernah menyangka kalau desa yang mereka pilih ternyata bukanlah desa biasa. Pak Prabu (Kiki Narendra), kepala desa, memperingatkan mereka untuk tidak melewati batas gapura terlarang.
Tempat misterius itu mungkin ada hubungannya dengan penari cantik yang mulai menganggu Nur dan juga Widya. Satu persatu mulai merasakan keanehan desa tersebut. Bima pun mulai berubah sikap.
Dilansir dari laman Antara News, pembuatan film versi extended ini disebut tidak semata-mata hanya untuk aji mumpung atau mencari keuntungan melainkan untuk memberikan kepuasan kepada penggemar atau fans service.
Hal ini karena pembuatan film versi extended ini akan berbeda dari sebelumnya. Mulai dari editing sampai point of view-nya akan lebih banyak dan menarik.
Penulis: Wulandari
Editor: Yantina Debora
