tirto.id - Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera, tewas ditembak peluru di Israel, wilayah Tepi Barat. Saat ini, Otoritas Palestina sudah menyerahkan peluru tersebut kepada ahli forensik AS untuk diselidiki lebih lanjut.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, jaksa umum untuk Otoritas Palestina, Akram al-Khatib mengatakan, para pejabat telah "setuju mengirim peluru ke Amerika untuk diperiksa."
Kendati demikian, ada laporan yang berbeda terkait siapa yang melakukan tes pada peluru itu. seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Radio Angkatan Darat: “Tesnya tidak akan dilakukan oleh Amerika. Tes akan menjadi tes Israel, dengan kehadiran Amerika."
Di sisi lain, para pejabat Palestina, dan banyak kelompok hak asasi serta media, telah menyimpulkan bahwa jurnalis Al Jazeera Abu Akleh dibunuh oleh militer Israel.
Israel Selidiki Peluru yang Bunuh Jurnalis Abu Akleh
Antara Newsmemberitakan, Israel akan menyelidiki peluru yang menewaskan jurnalis keturunan Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh. Tujuannya untuk memastikan apakah salah satu tentaranya yang menembak.
Saat pemeriksaan berlangsung, kata Israel, seorang pemantau dari Amerika Serikat akan berada di lokasi. Kemungkinan, hasilnya akan muncul dalam beberapa jam kemudian.
Peluru itu diberikan Palestina pada hari Sabtu, 2 Juni 2022 kepada seorang koordinator dari AS. Mereka diberi jaminan bahwa Israel tidak akan ikut serta dalam uji balistik itu.
Namun demikian, Amerika Serikat belum berkomentar soal itu karena negara itu tengah merayakan hari libur 4 Juli 2022.
Kronologi Penembakan Jurnalis Abu Akleh
Penembakan terhadap Shireen Abu Akleh terjadi pada 11 Mei. Saat itu, Israel sedang menggerebek wilayah Tepi Barat yang mereka duduki.
Konflik antara Israel dan Palestina soal situasi penembakan telah membayangi rencana lawatan Presiden AS Joe Biden bulan ini. Di sisi lain, Palestina menuduh tentara Israel membunuh Abu Akleh dengan sengaja.
Tapi tudingan itu dibantah oleh Israel sembari mengatakan, Akleh kemungkinan terkena tembakan tentara secara tidak sengaja atau oleh warga bersenjata Palestina yang bentrok dengan pasukannya.
"Tes (balistik) itu bukan akan dijalankan oleh Amerika. Tesnya akan dilaksanakan oleh Israel, seorang warga Amerika akan berada di sana untuk menyaksikan proses itu," kata juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Ran Kochav.
Editor: Iswara N Raditya
