Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, jalanan di beberapa kota di Indonesia semarak oleh umbul-umbul dan spanduk bertuliskan implementasi Pancasila.
Beberapa tulisan bernada imbauan, seperti ”Berhentilah berseteru, mulailah bersatu”, ”Berhenti silang pendapat, mulailah mencari mufakat”, atau ”Berhenti memaki, mulailah memakai hati”, menghiasi di sudut-sudut kota.
Pancasila hingga saat ini masih sebatas retorika yang hangat diperbincangkan menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif berpendapat, pelaksanaan Pancasila sejak awal telah bermasalah. Sila kelima, misalnya, tidak pernah dijadikan pedoman utama dalam politik pembangunan nasional, kecuali dalam pernyataan verbal. Akibatnya, kesenjangan sosio-ekonomi semakin lebar. Sesuatu yang sangat ironis di negara Pancasila. ”Pancasila dimuliakan dalam kata, tetapi dikhianati dalam perbuatan,” kata Syafii Maarif.
Pidato Soekarno muda pada tanggal 1 Juni 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu pidato politik paling penting di abad ke-20.
Bukan hanya karena isinya cemerlang. Pidato itu meletakkan dasar persatuan bagi Indonesia yang meski dengan segala macam pengalaman gelap dan kegagalan, merupakan salah satu kisah keberhasilan (success story) terbesar di antara negara-negara dunia dalam 70 tahun terakhir.
Pertimbangan ini sudah memperlihatkan bahwa Pancasila hanya akan menjalankan fungsinya kalau kita tidak memperlakukannya sebagai pusaka kuno yang disimpan dalam lemari.
Presiden Joko Widodo memutuskan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni menjadi hari libur nasional. Hal ini diungkapkan presiden dalam pidatonya saat acara puncak Hari Lahir Pancasila dan Pidato Bung Karno di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Rabu (1/6/2016).
Teks : TF Subarkah & Foto : ANTARA
Beberapa tulisan bernada imbauan, seperti ”Berhentilah berseteru, mulailah bersatu”, ”Berhenti silang pendapat, mulailah mencari mufakat”, atau ”Berhenti memaki, mulailah memakai hati”, menghiasi di sudut-sudut kota.
Pancasila hingga saat ini masih sebatas retorika yang hangat diperbincangkan menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif berpendapat, pelaksanaan Pancasila sejak awal telah bermasalah. Sila kelima, misalnya, tidak pernah dijadikan pedoman utama dalam politik pembangunan nasional, kecuali dalam pernyataan verbal. Akibatnya, kesenjangan sosio-ekonomi semakin lebar. Sesuatu yang sangat ironis di negara Pancasila. ”Pancasila dimuliakan dalam kata, tetapi dikhianati dalam perbuatan,” kata Syafii Maarif.
Pidato Soekarno muda pada tanggal 1 Juni 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu pidato politik paling penting di abad ke-20.
Bukan hanya karena isinya cemerlang. Pidato itu meletakkan dasar persatuan bagi Indonesia yang meski dengan segala macam pengalaman gelap dan kegagalan, merupakan salah satu kisah keberhasilan (success story) terbesar di antara negara-negara dunia dalam 70 tahun terakhir.
Pertimbangan ini sudah memperlihatkan bahwa Pancasila hanya akan menjalankan fungsinya kalau kita tidak memperlakukannya sebagai pusaka kuno yang disimpan dalam lemari.
Presiden Joko Widodo memutuskan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni menjadi hari libur nasional. Hal ini diungkapkan presiden dalam pidatonya saat acara puncak Hari Lahir Pancasila dan Pidato Bung Karno di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Rabu (1/6/2016).
Teks : TF Subarkah & Foto : ANTARA