tirto.id - Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (Inaca) Ari Ashkara membantah ada permainan dagang dalam bisnis transportasi udara.
Menurut dia, tindakan kartel tidak mungkin dilakukan, karena maskapai-maskapai ini memiliki segmen pasar yang berbeda-beda.
"Nggak mungkin sama segmen beda produk beda. Cek di online travel itu nggak pernah sama. Bagaimana bilang oligopoli, duopoli sedangkan harga beda segmen beda," papar dia, di Plaza Indonesia, Kamis (21/3/2019) malam.
Ia menjelaskan, sasaran pasar yang diambil oleh maskapai berbeda.
"Kalau dilihat justru Sriwijaya, Nam Air dan Batik yang sama. LCC, Citilink kemudian Lion dan Wings paling bawah. Nggak bisa dibilang duopoli ya," kata dia.
Ia menjelaskan, untuk menyelidiki ada pergerakan duopoli pada maskapai di dalam negeri tinggal dilaporkan dan dibuktikan.
"Nggak mungkin beda segmennya. Mungkin kalau saya liat peneliti Indef itu bisa liat ke lapangan dan segmen market gimana masing-masing airline. Saya mengatakan itu nggak ada kecenderungan ke sana, kalau mau diteliti lagi ya silakan," jelas dia.
Di sisi lain Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mengusut persoalan penjualan tiket pesawat dengan memanggil AirAsia, Traveloka, dan Tiket.com.
Pemanggilan ini terkait dengan informasi yang berkembang dalam masyarakat dan media massa terkait persoalan tiket AirAsia yang hilang dari penjualan online.
Komisioner KPPU Guntur Saragih mengatakan, lembaganya ingin meminta penjelasan dari semua pihak terkait.
Hal itu untuk membuat dugaan yang beredar di media massa dan masyarakat menjadi terang. Dalam hal ini, dugaan bilamana tiket AirAsia memang seolah-olah sulit untuk masuk ke dalam layanan penjualan tiket oleh perusahaan perjalanan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali
