tirto.id - Shesar Hiren Rhustavito yang menjadi harapan terakhir tunggal putra Indonesia di babak 16 besar Badminton Asia Championships (BAC) 2019 gagal. Ia takluk di tangan atlet Vietnam, Tien Minh Nguyen.
Melakoni pertarungan rubber game selama 59 menit di court-3 Wuhan Sports Center, Wuhan, Cina, Kamis (25/4/2019) siang, pemain peringkat 51 dunia itu pun menyerah dengan skor akhir 15-21, 21-13, dan 13-21.
Shesar Hiren sudah tampak kesulitan menghadapi pola permainan lawan sejak awal gim pertama. Diberondong empat angka beruntun, wakil Indonesia pun tertinggal 2-7 pada awal laga. Selisih ketertinggalan pun kian menjauh 5-11 saat interval.
Pemain Vietnam mampu mempertahankan keunggulannya, hingga menutup gim pembuka dengan skor 15-21.
Memasuki gim kedua Shesar Hiren mulai mencoba bangkit. Paruh awal set kedua laga berjalan ketat, namun menjelang interval Shesar sukses mengambil momentum untuk memimpin 11-8 saat jeda.
Keunggulan tersebut kian menjauh begitu memasuki paruh akhir gim kedua. Set ini pun mutlak menjadi milik wakil Indonesia dengan skor akhir 21-13.
Shesar Hiren memiliki start yang sangat buruk saat memulai gim penentuan. Digelontor delapan angka beruntun, wakil Indonesia pun langsung tertinggal 1-9 pada awal permainan. Praktis setelah itu Shesar Hiren tak mampu bangkit, sampai berakhirnya gim penentuan dengan skor 13-21 untuk kubu Vietnam.
Hasil minor yang diderita Shesar Hiren Rhustavito sekaligus melengkapi kegagalan wakil tunggal putra Indonesia lainnya di babak 16 besar.
Sebelumnya pada pertarungan pagi tadi, pemain unggulan ke-7, Tommy Sugiarto, juga tak berdaya di hadapan wakil tuan rumah Cina, Lu Guangzu. Bermain selama 43 menit, Tommy pun menyerah dua set langsung 18-21, 19-21.
"Lawan lebih siap, waktu poin-poin kritis, saya tidak bisa menyelesaikan game,” ucap Tommy selepas laga, seperti dikutip dari laman PBSI, Kamis (25/4).
Sementara untuk babak pertama (32 besar) kemarin (24/4) dua andalan sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie sudah terlebih dahulu angkat koper dari Wuhan, Cina.
Editor: Fitra Firdaus
