tirto.id - Emas batangan Antam di jual di atas Rp700.000 per gram dalam perdagangan Oktober 2019. Misalnya di Butik Emas Logam Mulia ulo Gadung, emas batangan Antam dijual Rp762.000 per gram pada Rabu (9/10/2019).
Harga di Butik Emas Logam Mulia Gedung Antam, Menara Ravindo dan Mall Ambasador dijual lebih tinggi yaitu Rp769.000 per gram.
Di Butik Emas Logam Mulia Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya Pemuda, harga emas batangan Antam dijual Rp771.000 per gram. Sedangkan Butik Emas Logam Mulia di Surabaya CITO dijual dengan harga Rp770.000 per gram.
Harga emas Antam di Butik Emas Logam Mulia di atas berbeda-beda tergantung pada lokasi Butik Emas, yang berpengaruh pada biaya kirim dan asuransi.
Di Pegadaian, emas batangan Antam malah dijual jauh lebih tinggi yaitu Rp778.000 per gram.
Emas Antam memiliki kemurnian 99,9 persen dan memiliki sertifikat London Bullion Market Association (LBMA) yang berstandard dan diakui secara internasional.
Harga Emas Berjangka
Di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, emas berjangka dijual lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Dikutip dari Antara, penurunan terjadi dalam tiga hari berturut-turut karena logam mulia tertekan oleh greenback yang lebih kuat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 0,5 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.503,9 dolar AS per ounce.
Dolar AS sedikit lebih tinggi, karena investor mencerna pidato terbaru Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Bank sentral AS akan mulai memperluas neraca lagi, Powell mengatakan pada Selasa (8/10/2019) pada pertemuan tahunan National Association for Business Economics.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman Desember naik 16 sen atau 0,91 persen menjadi ditutup pada 17,7 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari terangkat 1,8 dolar AS atau 0,2 persen, menjadi 890,1 dolar AS per ounce.
Editor: Agung DH
