tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyayangkan bentrok massa bela Palestina versus ormas yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara, Minggu (26/11/2023).
"Saya sangat menyesal dan prihatin dengan apa yang terjadi. Kami mengerti bahwa masalah Israel-Palestina dan apa yang sedang berlangsung di Gaza merupakan hal yang sangat emosional bagi kita semua dan bahkan dihubungkan dengan sentimen-sentimen keagamaan dari berbagai kelompok yang berbeda," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut dikutip Tirto, Senin (27/12/2023).
Meski demikian, Gus Yahya meminta agar masalah yang terjadi di Gaza tidak dijadikan alasan untuk konflik antarkelompok agama di Indonesia.
Dirinya mengatakan, Indonesia telah dipercaya dan dihormati oleh dunia sebagai bangsa yang memiliki budaya toleransi dan memiliki kemampuan untuk membangun kehidupan yang damai di antara perbedaan.
Bahkan, harapan untuk mewujudkan masyarakat dunia yang damai dan adil telah menjadi cita-cita sejak kemerdekaan Indonesia.
"Mengenai masalah yang terjadi antara Israel dan Palestina, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini telah memiliki visi untuk memperjuangkan jalan keluar yang nyata dan bukan sekadar terlibat di dalam pemihakan-pemihakan. Pemerintah Republik Indonesia sendiri telah memperlihatkan kesungguhan bagi upaya-upaya itu," jelas Gus Yahya.
Gus Yahya menginstruksikan warga NU di sana aktif berupaya meredakan ketegangan yang terjadi. Gus Yahya meminta warga NU membangun komunikasi dan berdialog dengan seluruh pihak supaya insiden yang terjadi tidak berlarut-larut.
Gus Yahya juga berharap, masyarakat bisa kembali damai dan berjuang bersama demi kemanusiaan, serta mencapai jalan keluar dari berbagai masalah yang ada di belahan dunia ini.
Berupaya membangun komunikasi dan dialog di antara semua pihak yang ada, agar insiden yang kemarin terjadi tidak berketerusan," ujar Gus Yahya.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Bayu Septianto
