tirto.id - Gerindra menyatakan masih menyeleksi sosok pendamping Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Walaupun nama-nama sudah bermunculan, Gerindra tidak mau gegabah dalam memilih calon wakil presiden.
"Seperti ada nama Anies dan beberapa nama lagi, tapi itu masih diolah, masih berproses dan dievaluasi," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Bidang Ideologi Rachmawati Soekarnoputri di kawasan Warung Buncit Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).
Sosok pendamping Prabowo, menurutnya, harus bisa bekerja sama dan satu visi agar mereka bisa tetap kompak baik saat masa kampanye maupun ketika memimpin Indonesia.
"Pertama, harus bisa bekerja sama. Kedua, harus punya pendekatan visi dan misi yang sama. Kan wapres nanti orang keduanya presiden," ucap Rachmawati menjelaskan.
Rachmawati pun meyakini bahwa arah politik Prabowo nanti adalah mengembalikan konstitusi ke Undang-undang Dasar 1945 yang asli.
"Konsitusi kita sudah diamandemen empat kali dan Indonesia sudah berubah menjadi liberal kapitalistik. Ini yang sebetulnya bonggol dari segala macam persoalan dan Prabowo dalam hal ini sudah menyatakan komitmennya untuk kembali UUD 45," ucap Rachmawati.
Ia juga memprediksi bahwa dalam Pemilu 2019 nanti akan terjadi pertarungan dua pasangan seperti pada Pemilu 2014 lalu dan tidak menutup kemungkinan Jokowi dan Prabowo akan kembali bertarung.
"Itu boleh saja berandai-andai. Yang saya lihat memang seharusnya ini merupakan head to head. Kami memerlukan antitesa untuk keadaan sekarang. Saya lihat di sini sementara ini yang menjadi antitesa keadaan sekarang adalah Pak Prabowo," katanya menjelaskan.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Yuliana Ratnasari
