EURO 2024

Format EURO 2024: Kenapa Peringkat 3 Grup Bisa Lolos 16 Besar?

Format Piala Eropa atau EURO 2024 tetap diikuti 24 tim. Simak aturan peringkat fase grup, dan kenapa peringkat 3 masih punya kans lolos ke babak 16 besar?

Kontributor: Wan Faizal

Terbit 7 Jun 2024 18:42 WIB,

Waktu baca ±8 menit

Maskot dan trofi kejuaraan sepak bola Eropa 'EURO 2024' di Jerman, Rabu, 24 April 2024. (AP Photo/Markus Schreiber)

tirto.id - Format EURO 2024 tidak mengalami perubahan dari edisi sebelumnya. Putaran final Piala Eropa 2024 masih diikuti total 24 tim peserta, yang terbagi ke dalam 6 grup. Nantinya selain juara dan runner-up grup, bakal ada jatah 4 tim peringkat 3 terbaik yang berhak lolos ke babak 16 besar atau fase gugur.

UEFA selaku penyelenggara EURO 2024 di Jerman masih mempertahankan format 24 tim peserta. Format tersebut pertama kali diperkenalkan UEFA sejak EURO 2016, kemudian terus berlaku hingga sekarang. Sebelum ini putaran final Piala Eropa menggunakan format 16 tim peserta.

Perbedaan juga terdapat pada jumlah tim yang berhak lolos ke fase gugur. Ketika masih menggunakan format 16 peserta, hanya ada 8 tim yang lolos ke perempat final. Sementara dengan format 24 tim, nantinya akan ada 16 tim yang berhak lolos ke 16 besar. Hal ini jelas memperbesar peluang lolos bagi tiap tim peserta.

Jika mengacu edisi lalu, EURO 2024 juga relatif tidak memiliki perubahan dari sisi aturan main. Ke-24 tim peserta dibagi ke dalam 6 grup, atau Grup A-F. Masing-masing grup dihuni 4 tim, yang ditentukan lewat proses drawing alias undian.

Dua tim teratas masing-masing grup berhak lolos otomatis ke babak 16 besar, alias fase pertama knockout. Dengan demikian masih ada sisa 4 kuota ke fase gugur. Slot tersebut lantas diberikan kepada 4 tim peringkat 3 terbaik.

Lalu bagaimana dengan mekanisme penentuan peringkat di fase grup? Jumlah poin masih jadi pembeda pertama. Tapi jika ada 2 tim yang memiliki poin sama, perlu diperhatikan bahwa faktor pembeda berikutnya adalah catatan head to head antara tim yang memiliki poin sama. Hal itu seperti tertuang dalam Artikel 20 aturan main yang dirilis UEFA.

Jika tetap belum ditemukan perbedaan, UEFA kemudian mengacu kepada faktor berikutnya, yakni selisih gol. Hitungan selisih gol melibatkan semua laga di fase grup, termasuk dengan hitungan produktivitas gol.

Seandainya tetap belum bisa ditemukan perbedaan, maka digunakan faktor berikutnya dari nilai fair play. Kartu kuning memiliki beban 1 poin, sementara kartu merah 3 poin (baik untuk kartu merah langsung maupun akumulasi kartu kuning). Beban hukuman kartu dihitung untuk semua anggota skuad, termasuk pemain lapangan, pemain cadangan, pelatih, maupun ofisial.

Jika tetap belum bisa dibedakan, UEFA bakal memutuskan dengan ranking negara di babak kualifikasi. Seperti yang tertuang di Artikel 23. Tapi jika tuan rumah Jerman terlibat dalam situasi ini aturan ranking tidak berlaku, karena Jerman tidak mengikuti babak kualifikasi. Jika Jerman terlibat, penyelesaiannya langsung tertuju kepada undian.

Tim Peringkat 3 di Fase Grup EURO 2024

Mekanisme penentuan peringkat di fase grup tentu saja tak bisa diaplikasikan sepenuhnya, untuk penentuan 4 tim peringkat 3 terbaik. Dalam hal ini faktor head to head tidak bisa diberlakukan.

Faktor pertama yang bakal jadi pembeda mengacu Artikel 21 adalah jumlah poin masing-masing tim di grup. Jika jumlah poin sama, aturan berikutnya yang berlaku secara beruntun adalah selisih gol produktivitas gol, jumlah kemenangan, poin fair play, dan terakhir ranking kualifikasi.

Aturan terakhir yang mengarah kepada ranking kualifikasi tidak berlaku jika Timnas Jerman terlibat dalam persaingan. Penentuan otomatis akan langsung tertuju kepada pengundian.

Persaingan fase grup EURO 2024 jelas bakal berjalan menarik. Tiap tim jelas ingin mengunci posisi 2 besar di grup masing-masing. Namun demikian mereka juga wajib memperhatikan peta persaingan dari grup lain, terutama terkait dengan perebutan jatah tiket lolos untuk tim peringkat 3 terbaik.

Sejumlah tim besar jelas mengincar gelar juara. Akan tetapi ekspektasi tinggi juga dapat membebani tim-tim yang di atas kertas masuk dalam daftar unggulan.

Timnas Italia berstatus juara bertahan pada edisi EURO tahun ini. Gli Azzurri jelas punya misi untuk mempertahankan trofi yang sudah mereka rebut. Tekanan juga bisa tertuju kepada pelatih Luciano Spalletti. Ia menggantikan Roberto Mancini, sang juru taktik edisi lalu yang berhasil membawa Italia juara EURO 2020.

"Menurut saya, datang sebagai juara bertahan adalah sebuah keuntungan. Tapi kami harus memahami itu, dan bersikap layaknya juara bertahan. Negeri ini telah menunjuk kami untuk mewakili Italia, tapi kami akan dilihat pantas atau tidaknya saat bertanding," kata Spalletti melalui laman resmi UEFA.