tirto.id - Digital Happiness, selaku pengembang game di Indonesia, telah resmi meluncurkan DreadOut 2, sekuel dari game pertama yang telah dirilis beberapa tahun lalu.
Sekuel yang dirilis pada 22 Februari 2020 ini mengusung konsep yang serupa, yakni third-person horror game, dan mengambil latar setelah akhir kisah dari game pertamanya.
Karakter utama yang dapat dimainkan pun masih sama yakni Linda Melinda. Kisah ini mengikuti hidupnya dan perjuangan setelah tragedi di DreadOut pertama.
Linda telah berasimilasi kembali ke kehidupan sehari-hari, tetapi kejadian aneh pun kembali ia alami. Segel rusak, ular besar Blorong telah terbangun.
Game ini akan membawa para pemain dalam perjalanan Linda mencari jawaban, penebusan, dan penerimaan terhadap perannya dalam menghentikan ancaman terbesar umat manusia.
Sementara gameplay Dreadout 2 sendiri mengadopsi gaya permainan yang lebih realistis dan berbasis aksi. Sama seperti game pertama, Linda dapat menggunakan IrisPhone untuk melawan hantu.
Tentunya, pihak pengembang juga berikan sejumlah peningkatan dan pengalaman baru, termasuk opsi lain untuk dapat melawan para hantu yang akan dihadapi di DreadOut 2 tersebut.
Pasalnya, sekarang ada dua jenis hantu yakni yang tak kasat mata dan berwujud fisik. Hantu kasat mata dapat dilawan dengan IrisPhone, sedangkan hantu berwujud fisik hanya bisa dilawan secara fisik dengan senjata atau barang yang dilemparkan.
Kendati demikian, dalam beberapa skenario, Linda mungkin tidak memiliki cara untuk melawan unsur-unsur supranatarual tersebut. Sehingga dia harus melarikan diri atau bersembunyi.
DreadOut 2 juga kini dilengkapi dengan NPC (Non Playable Character), objek atau karakter pendukung.
Berbicara dengan mereka untuk membuka quest yang dapat dipilih yakni menyelesaikan misi atau mempelajari item.
Ada pula koleksi yang tersedia dari berbicara dengan Profesor Mona, yang melibatkan pemain mendokumentasikan dan mengabadikan urban legends disekitarnya.
DreadOut sudah tersedia di layanan toko game online, Steam, yang dibanderol dengan harga Rp109 ribu.
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Yandri Daniel Damaledo
