tirto.id - Tokoh Alumni 212, Eggi Sudjana menanyakan langkah Facebook yang menutup sejumlah akun milik umat dan ormas Islam, seperti Front Pembela Islam (FPI). Ia menilai, pemblokiran tersebut tidak hanya melarang mereka berdakwah, tetapi juga melanggar hak kebebasan berekspresi.
“Ini bukan saja mengkhianati proses dakwah, tetapi secara Undang-Undang Dasar 45 telah melanggar Pasal 28 untuk menyatakan kebebasan pendapat,” kata Eggi di depan gedung Capitol Bless, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Eggi mendesak pemerintah untuk memproses Facebook yang dinilainya telah berlaku diskriminatif kepada umat Islam. Eggi menilai akun-akun umat Islam yang diblokir adalah sarana mereka menyebarkan dakwah.
Seharusnya, kata Eggi, langkah mereka menyebarkan dakwah di media sosial diutamakan. Akan tetapi, Facebook justru memblokir akun mereka, sementara akun-akun penghina ulama tidak diblokir. Pengacara Imam Besar FPI, Rizieq Shihab ini pun menuding pemerintah mendukung aksi diskriminatif kepada umat Islam bila tidak memproses tindakan Facebook ini.
Eggi mengatakan, ada sejumlah perwakilan alumni akan masuk menemui pihak Facebook Indonesia. Mereka akan menyampaikan aspirasi kepada Facebook. Eggi pun meminta agar massa menunggu hasil pertemuan.
"Yang pasti kami hadir ke sini, kami protes keras telah terjadi diskriminatif luar biasa kepada umat Islam," kata Eggi.
Dalam aksi protes ini, sejumlah tokoh dan umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Tolak Kezaliman Facebook tiba di depan Gedung Capitol Bless, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/1/2018) sekitar 14.41 WIB.
Dalam pantauan Tirto, terlihat tokoh Ketua Presidium 212 Slamet Maarif, Sekretaris Presidium 212 Aminudin, dan koordinator aksi Ali Alatas. Saat ini, sekitar 19 aktivis dan ulama telah masuk ke kantor Facebook.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz
