tirto.id - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyatakan bahwa calon ideal pendamping Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019 adalah sosok yang religius.
"Kalau presidennya nasional, maka wakilnya harus lebih religius, itu biasa," kata Jusuf Kalla menjawab pertanyaan peserta Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Jusuf Kalla juga menambahkan, jika presidennya berasal dari kalangan politisi, maka idealnya wakilnya adalah dari kalangan teknokrat.
Menurut Jusuf Kalla, berdasarkan pengalamannya di pemerintahan, peluang keterpilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berasal dari suku yang berbeda akan lebih tinggi.
"Harus bermacam-macam [suku yang berbeda], maka pilihannya luas, karena kalau sama, pilihannya sempit," katanya.
Ia juga menyatakan, secara logika calon presiden dari Jawa peluang terpilihnya lebih besar karena di Indonesia penduduk Jawa hampir 60 persen.
Selain itu, menurut dia, dukungan partai politik kepada pasangan calon juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan peluang keterpilihan mereka.
Ia menambahkan bahwa calon petahana punya peluang lebih besar memenangi pemilihan presiden tanpa kampanye besar kalau kepemimpinannya dinilai berhasil.
Dalam Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem, Jusuf Kalla juga menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden.
"Maaf, saya mau istirahat. Undang-undang juga menyebutkan bahwa presiden dan wapres tidak bisa dipilih dua kali," kata Jusuf Kalla.
Terkait dengan pencalonan Joko Widodo sebagai presiden dalam Pemilu 2019, Partai Nasdem telah menyatakan dukungan mereka.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani
