tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat melaporkan gempa akibat aktivitas Sesar Garsela menyebabkan puluhan rumah rusak. Tidak ada korban jiwa akibat gempa dangkal tersebut.
"Dua kecamatan yang terdampak yakni Samarang dan Pasirwangi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi, Kamis (2/2/2023).
BPBD Garut sudah menerjunkan seluruh jajaran dan menginstruksikan seluruh camat untuk melakukan pengecekan setiap daerahnya.
Hasil laporan sementara terdapat kerusakan 20 rumah tersebar di Desa Cisarua dan Desa Samarang, Kecamatan Samarang; dan dua rumah di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi.
Satria menyampaikan laporan kerusakan itu masih bersifat sementara. BPBD Garut perlu mengecek kembali di lapangan terkait tingkat kerusakannya.
Tim BPBD dan unsur instansi lainnya sudah meluncur ke lapangan untuk memeriksa tingkat kerusakan rumah akibat gempa.
"Akan kita asesmen, apakah itu dampak gempa atau dampak lain, itu pun (dilaporkan rusak) hanya retak-retak, ada perubahan struktur karena tidak memakai rangka beton," katanya.
Satria mengatakan rumah yang kondisinya rusak ringan seperti tembok mengelupas bisa dilakukan perbaikan secara mandiri. Sementara untuk rumah yang rusak berat akan dihitung oleh dinas teknis.
"Nanti ada dari Dinas Tarkim (Dinas Tata Ruang dan Permukiman) akan mengkaji, lebih teknisnya nanti, itu perhitungan teknis dari Tarkim, hari ini kita perintah pimpinan melakukan asesmen," kata Satria.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi tektonik melanda Garut pada Rabu (1/2/2023) pada pukul 22.57 WIB.
Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut bermagnitudo 4,3 dengan episenter terletak pada koordinat 7.27 LS dan 107.73 BT. Gempa berlokasi di darat pada jarak 19 km Barat Daya Kabupaten Garut pada kedalaman 3 km.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Garsela.
Editor: Gilang Ramadhan
