tirto.id - Pemerintah mengumumkan secara resmi jadwal seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 diagendakan pada Oktober 2019. Pemerintah juga bakal menggelar seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana memprediksi peserta seleksi CPNS 2019 akan mencapai 5,5 juta.
"Jumlah peserta tes diasumsikan bertambah, sehingga total estimasi yang ikut seleksi ASN 2019 menjadi 5,5 juta orang gabungan antara instansi pusat dan daerah," kata Bima dalam Rapat Koordinasi Perencanaan ASN Tahun 2020-2024, Jakarta.
Prediksi itu didasarkan pada data pelamar CPNS 2019 yang mencapai 3.636.251 juta dengan rincian jumlah pelamar di 76 instansi pusat mencapai 1.446.460 dan pelamar di 481 instansi daerah sebanyak 2.189.791. Sementara P3K mencapai 182.452 pelamar.
Sementara soal ujian, pelaksanaan ASN 2019 terbagi menjadi 2 jenis ujian yaitu ujian instansi pusat dan daerah.
Peserta seleksi ASN 2019 juga bakal diberi pilihan untuk memilih satu pilihan yaitu CPNS atau P3K.
"Jika 2 pilihan maka potensi peserta ujian menjadi 11 juta orang," tulis BKN.
Sedangkan saat ini station CAT BKN dan CAT instansi daerah yang sudah tersedia berjumlah 108 titik. Lokasinya terdiri dari station CAT berjumlah 31 titik lokasi dan instansi daerah 77 titik lokasi dengan jumlah 7.532 PC.
Oleh sebab itu, BKN mempertimbangkan untuk menambah titik lokasi station CAT guna mengakomodasi peningkatan jumlah peserta ujian CPNS 2019 atau PPPK.
Dalam penyelanggaraan ujian seleksi ASN 2019, BKN memiliki empat pilihan yaitu menggunakan sarana dan prasarana Station CAT BKN.
Kedua, menggunakan sarana dan prasarana Station CAT milik instansi masing-masing (Mandiri). Ketiga, Cost Sharing antar instansi terkait sarana dan prasarana. Terakhir, menggunakan sarana dan prasarana UNBK atau Kementerian Agama.
Perbedaan Tes CPNS 2018 dan 2019
Tak hanya jumlah peserta yang dieprkirakan meningkat, Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan mengatakan ada perbedaan dalam pelaksanaan tes CPNS 2019 dibanding dengan 2018.
Menurutnya, terdapat perubahan pada metode pendaftaran dan saat mengikuti ujian seleksi.
"Hanya teknologinya [berubah], mungkin yang tadi saya sampaikan akan membuat mempermudah persyaratan," ujarnya saat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).
Menurut Ridwan, BKN sedang mengembangkan teknologi yang dapat memudahkan peserta yang memiliki kemampuan penglihatan rendah dan sulit mengisi persyaratan maupun ujian.
Kemungkinan lanjut dia, para peserta yang memiliki penglihatan rendah akan menggunakan metode voice recognition.
"Bagaimana misalnya soal-soal yang tadinya tulisan menjadi voice. Tapi sudah pernah dilihatkan ke kami dan itu sedang dikembangkan, lebih kepada pengembangan teknologi yang mempermudah," ucapnya.
Editor: Agung DH
