tirto.id - Akhir-akhir ini penyanyi Andien kembali viral setelah mempraktikkan metode buteyko atau tidur dengan cara menutup mulut menggunakan plester kepada suami dan anaknya yang masih berusia dua tahun.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat, apakah hal ini baik untuk kesehatan anak atau malah menyiksa anak?
Terkait hal ini, praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr. Andreas Prasadja, RSPGT mengatakan bahwa cara bernapas anak-anak akan mempengaruhi saraf-saraf yang ada pada tubuhnya.
“Anak-anak jauh lebih penting untuk membiasakan napas lewat hidung saat terjaga. Karena kalau dia terbiasa napas di mulut saat terjaga, ngangga, bengong mulutnya terbuka, saraf-saraf wajah akan terganggu,” ujarnya sebagaimana diberitakan Antara.
Menurut Andreas metode buteyko tidaklah masalah, hanya saja jika sang anak terlihat mulai kesulitan bernapas, para orang tua harus segera membuka plesternya.
Namun, apakah sebenarnya teknik buteyko itu?
Sebagaimana diwartakan healthline, teknik bernafas buteyko dinamakan berdasarkan nama penemunya, Konstantin Buteyko, seorang dokter asal Ukraina. Konstantin Buteyko mengembangkan teknik ini pada 1950-an.
Gagasan di balik penemuan ini adalah adanya orang yang memiliki kecenderungan hiperventilasi atau keadaan di mana seseorang bernafas lebih cepat dan lebih dalam daripada yang diperlukan. Napas cepat dapat meningkatkan gejala seperti sesak napas pada penderita asma.
Pernapasan buteyko menggunakan serangkaian latihan untuk mengajarkan bagaimana bernapas lebih lambat dan lebih dalam menggunakan hidung. Penelitian yang mengevaluasi keefektifannya menunjukkan hasil yang beragam. Buteyko dapat mengurangi gejala asma dan mengurangi kebutuhan akan obat.
Bernapas menggunakan teknik buteyko tidak hanya diperuntukkan untuk penderita asma, lebih dari itu, buteyko membantu mengatur ulang ritme penapasan kembali normal. Karena, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka hiperventilasi.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani
