tirto.id - Tindakan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang mengacungkan dua jari dalam acara Partai Gerindra kembali menjadi sorotan.
Kendati demikian, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) wilayah DKI Jakarta Puadi mengaku belum bisa mengidentifikasi apakah tindakan Anies itu termasuk kampanye atau tidak.
Menurut dia, hal tersebut harus diinvestigasi terlebih dahulu. Namun, kata Puadi, aturan dasar bagi kepala daerah yang ingin melakukan kampanye memang harus mengajukan cuti terlebih dahulu.
Puadi menegaskan, kepala daerah memang tidak diperbolehkan berkampanye sembari bertugas. Apabila melakukan cuti, maka suratnya pun tidak hanya diberikan kepada Kemendagri saja, tetapi harus ditembuskan ke KPU dan Bawaslu.
“Kita belum mengatakan ini ada atau tidaknya pelanggaran. Tapi kalau ikut kampanye harus cuti dulu,” kata Puadi kepada Tirto, Selasa (18/12/2018).
Merujuk pada Pasal 303 UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, kata Puadi, kepala daerah hanya bisa mengambil cuti satu hari selama seminggu untuk kampanye.
Dalam Pasal 299 aturan yang sama juga disebutkan, yang dapat berkampanye adalah mereka yang sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum, kecuali yang sudah tergabung dalam partai politik.
Meski Anies merupakan kepala daerah Jakarta, Puadi mengaku Bawaslu DKI Jakarta akan menyerahkan kasus ini pada Bawaslu Jawa Barat.
“Kita lihat dulu locus delicti-nya daerah mana. Itu setahu saya di daerah Sentul, Bogor. Itu menjadi kewenangan wilayah Bawaslu Jawa Barat,” tegasnya lagi.
Sikap Anies yang mengacungkan dua jari itu terjadi saat dirinya menghadiri acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul Intrnational Convention Center, Sentul Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).
Dalam kesempatan itu, Anies datang menghadiri undangan tanpa berniat melakukan kampanye sehingga tidak melakukan cuti. Namun, Anies sempat mengacungkan salam dua jari. Angka dua adalah nomor urut pasangan calon Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto
