Aktor di Balik Kasus Ahok akan Terungkap Melalui Sidang

tirto.id - Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak ingin berkomentar terkait dengan tuduhan aktor politik di balik kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai tersangka. Petahana calon Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, berbagai spekulasi yang muncul lebih baik terjawab melalui hasil persidangan.

"Saya tidak tahu siapa aktornya dan tidak ingin berkomentar banyak, nanti semuanya juga akan terjawab melalui hasil sidang, kami ikuti saja prosesnya dengan baik," kata Djarot usai menemui masyarakat di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).

Ia juga mengatakan bahwa saat ini kesempatan bagi aparat serta pihak penegak hukum berwenang untuk menunjukkan profesionalitas saat menyelesaikan perkara. Terkait dengan langkah tim Ahok-Djarot selama Ahok mengikuti proses hukum, Djarot menjelaskan bahwa tim tetap menjalankan kampanye.

"Bagus kalau proses hukum cepat, biarkan Pak Ahok kampanye melalui proses persidangan. Nah kan masih ada Djarot, biarkan saya yang menggantikan untuk blusukan dan di rumah pemenangan," kata mantan Walikota Blitar tersebut seperti dikutip dari Antara.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama yang menjadi pasangan dari Djarot dalam Pilkada 2017, telah menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.

Pada Kamis, Ahok masuk ke Gedung Utama Mabes Polri pukul 09.25 WIB dan keluar pada pukul 09.50 WIB. Ahok keluar dari gedung setelah 25 menit berada di dalamuntuk menandatangani sejumlah berkas perkaranya. Kedatangan Ahok ke Mabes Polri tersebut dilakukan untuk penyerahan tahap dua berkas kasusnya dari Bareskrim ke Kejaksaan Agung.

Setelah keluar gedung, tak ada komentar keluar dari mulut Ahok saat para pewarta meminta komentarnya. Ia hanya melambaikan tangan saja kepada pewarta.

Pada kesempatan itu, Ahok yang didampingi para penyidik langsung masuk kendaraan Toyota Kijang Innova berwarna hitam nopol B 1734 TYP.

Ahok diantarkan penyidik Bareskrim menuju ke Kejaksaan Agung untuk penyerahan tahap dua atau penyerahan tersangka dan barang bukti atas kasus dugaan penistaan agama.