tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengajak seluruh pihak agar mengedepankan asas praduga tak bersalah dan menerima hasil pemilu 2019.
Menurut Hasto, apabila memang ada dugaan kecurangan, masyarakat sepatutnya menunggu keputusan dari lembaga penyelenggara pemilu.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini juga mengatakan bahwa proses demokrasi itu harus dihormati. Apalagi, tingkat partisipasi dalam pemilu ini diperkirakan mencapai 80 persen.
"Kita menghormati proses demokrasi di mana rakyat menunjukkan antusiasme yang luar biasa dengan partisipasi pemilu yang begitu besar dan survei-survei yang dilakukan pihak kredibel sudah menunjukkan rakyat mengakui proses pemilu yang demokratis tersebut," kata Hasto di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Hasto menegaskan seharusnya seluruh pihak menerima hasil Pemilu 2019 dengan lapang dada. Dia menganologikan hasil itu dengan pertandingan Liverpool vs Barcelona pada Rabu dini hari tadi.
"Mari kita belajar dari dunia olahraga yang sangat sportif tadi malam kita lihat di Liga Champion antara Liverpool dan Barcelona. Bukan karena Liverpool berwarna merah kemudian kami memberikan apresiasi, tapi karena perjuangan Liverpool menang 4-0 tadi malam," ujar Hasto.
Memang dalam pertandingan itu ada satu gol kontroversial dari Liverpool. Gol terakhir Liverpool bermula dari tendangan sudut Trent Alexander Arnold yang berhasil dimanfaatkan Divock Origi menjadi gol. Masalahnya, Arnold mengeksekusi tendangan sudut pemain Barcelona belum siap.
Namun, Barcelona tidak melakukan protes berlebihan meski gol itu membuat The Reds menang 4-0 dan membalas kekalahan saat Barcelona unggul 3-0 di leg pertama semifinal Liga Champions. Hal itulah yang menurut Hasto wajib ditiru.
"Kita lihat Barcelona juga tidak menyalahkan wasitnya, tidak melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya menghasut penontonnya karena sudah kalah itu kita lihat belajar dari dunia olahraga yang sangat sportif tersebut," ucap Hasto.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom
